Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

WHO: Hanya Empat Rumah Sakit Beroperasi di Gaza Utara

Ketua WHO mengatakan kini hanya ada empat rumah sakit yang beroperasi secara terbatas di Gaza utara.

21 Desember 2023 | 18.05 WIB

Warga Palestina yang terluka dalam serangan Israel dilarikan ke rumah sakit Nasser di Khan Younis di selatan Jalur Gaza 7 Desember 2013. REUTERS/Bassam Massoud
Perbesar
Warga Palestina yang terluka dalam serangan Israel dilarikan ke rumah sakit Nasser di Khan Younis di selatan Jalur Gaza 7 Desember 2013. REUTERS/Bassam Massoud

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Rabu, 20 Desember 2023 bahwa Gaza utara tidak memiliki rumah sakit yang berfungsi sepenuhnya, melainkan hanya empat rumah sakit yang beroperasi pada tingkat minimum dan memberikan layanan yang sangat terbatas.
 
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua WHO, Tedros Ghebreyesus, lewat akun media sosial X ketika menyampaikan kabar terbaru mengenai keadaan Rumah Sakit Al Ahli di Gaza. Dia menyebut rumah sakit itu tidak seperti sebelumnya karena kekurangan bahan bakar, staf dan kebutuhan lainnya.
 
Pernyataannya datang setelah WHO dan mitra-mitra Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan misi bersama berisiko tinggi ke Rumah Sakit Al Ahli Arab dan Al Shifa di Gaza utara untuk mengantarkan obat-obatan, cairan infus dan perlengkapan untuk operasi. Peralatan medis tersebut digunakan untuk merawat korban luka dan membantu perempuan yang melahirkan.
 
“Namun, rekan-rekan kesulitan menjelaskan dampak besar serangan baru-baru ini terhadap fasilitas kesehatan tersebut, dan kondisi bencana yang masih dihadapi oleh pasien dan petugas kesehatan,” ujar Ghebreyesus.
 
Rumah Sakit Al Ahli dikatakan kewalahan menangani pasien yang membutuhkan perawatan darurat. Di halaman rumah sakit, jenazah ditempatkan dalam barisan karena tidak dapat dikuburkan dengan aman dan bermartabat.
 
“Hingga dua hari yang lalu, Al Ahli adalah rumah sakit terakhir di Gaza utara yang berfungsi di mana orang-orang yang terluka dapat menjalani operasi,” katanya. “Namun tim kami hari ini mengetahui bahwa ruang operasinya tidak lagi berfungsi karena berkurangnya, atau tidak adanya sama sekali, spesialis, listrik, bahan bakar, air, makanan, dan pasokan medis.”
 
“Hal ini menyebabkan Gaza utara tidak memiliki rumah sakit yang berfungsi,” ungkapnya. Yang tersisa hanya empat rumah sakit yang beroperasi pada tingkat minimum dan memberikan layanan yang sangat terbatas.
 
Menurut pantauan WHO, sekitar 10 petugas kesehatan — semuanya dokter dan perawat — terus memberikan pertolongan pertama dasar, manajemen rasa sakit, dan perawatan luka. Sebanyak 80 pasien yang terluka, termasuk orang lanjut usia dan anak-anak kecil, berlindung di sebuah gereja di halaman rumah sakit dan di bagian ortopedi.
 
Ghebreyesus pun menyampaikan komitmen WHO untuk berupaya memasok fasilitas kesehatan di Gaza utara. “Namun tanpa obat-obatan dan kebutuhan penting lainnya, semua pasien akan meninggal secara perlahan dan menyakitkan,” imbuhnya. Dia lantas menyerukan kembali gencatan kemanusiaan untuk menguatkan kembali fasilitas kesehatan yang ada, serta untuk menghentikan kematian.
 
Serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 20 ribu orang di Gaza sejak 7 Oktober, termasuk 8.000 anak-anak dan 6.200 perempuan. Israel berdalih melancarkan pembombardiran di wilayah kantong itu karena membela diri atas penyerbuan Hamas yang pada 7 Oktober menewaskan sekitar 1.139 orang dan menyandera ratusan lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

ANADOLU

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus