Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

WHO Ingatkan Covid-19 Masih Darurat Global

WHO menyatakan Covid-19 tetap menjadi keadaan darurat global, hampir 2,5 tahun setelah pertama kali diumumkan,

13 Juli 2022 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga saat melakukan aktivitas di kawasan Jalan Jend Sudirman, Jakarta, Rabu, 6 Juni 2022. Dengan adanya peningkatan kasus COVID-19, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyatakan Covid-19 tetap menjadi keadaan darurat global, hampir 2,5 tahun setelah pertama kali diumumkan, demikian dilaporkan Reuters, Selasa, 12 Juli 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Komite Darurat WHO, yang terdiri dari para ahli independen, mengatakan dalam bahwa meningkatnya kasus, evolusi virus yang sedang berlangsung, dan tekanan pada layanan kesehatan di sejumlah negara menunjukkan bahwa situasi saat ini masih darurat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Data WHO, kasus baru harian pada 11 Juli 2022 mencapai 1.059.761 dg rata-rata 7 hari terakhir 918.088.Di Indonesia, kasus baru harian per 12  Juli 2022 adalah 3.361 dengan kasus aktif mencapai 21.916. Presiden Jokowi sebelumnya memprediksi lonjakan kasus baru bisa terjadi pada minggu kedua dan ketiga Juli ini.

Kasus yang dilaporkan ke WHO telah meningkat 30% dalam dua minggu terakhir, kata pernyataan itu, meskipun komite sepakat bahwa peningkatan kekebalan populasi, sebagian besar dari vaksin, menurunkan angka rawat inap dan kematian.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menerima saran komite.

Badan kesehatan PBB pertama kali menyatakan tingkat kewaspadaan tertinggi, yang dikenal sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional, untuk Covid-19 pada 30 Januari 2020.

Tekad semacam itu dapat membantu mempercepat penelitian, pendanaan, dan langkah-langkah kesehatan masyarakat internasional untuk mengatasi penyakit.

Sebelumnya, Kota Shanghai menemukan kasus Covid-19 yang melibatkan subvarian baru Omicron BA.5.2.1, menandakan komplikasi yang dihadapi China untuk mengikuti mutasi baru saat mengejar "nol-Covid".

Kasus tersebut, ditemukan di distrik keuangan Pudong pada 8 Juli, terkait dengan kasus dari luar negeri, kata Zhao Dandan, wakil direktur komisi kesehatan kota.

Shanghai, di Cina timur, keluar dari penguncian yang berlangsung sekitar dua bulan pada awal Juni, tetapi terus memberlakukan pembatasan ketat, mengunci bangunan dan kompleks segera setelah rantai transmisi potensial baru muncul.

"Kota kami baru-baru ini terus melaporkan lebih banyak kasus positif yang ditularkan secara lokal (Covid-19) dan risiko penyebaran epidemi melalui masyarakat tetap sangat tinggi," kaya Zhao dari komisi kesehatan Shanghai.

Dia mengatakan penduduk di beberapa distrik utama Shanghai akan menjalani dua putaran tes Covid, mulai 12-14 Juli, dalam upaya untuk mengendalikan potensi wabah baru.

Varian Omicron BA.5, yang mendorong gelombang baru infeksi Covid-19 di luar negeri, pertama kali ditemukan di China pada 13 Mei pada seorang pasien pria berusia 37 tahun yang terbang ke Shanghai dari Uganda, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China.

Reuters

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus