Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, - Komunitas Yahudi di Swiss bergabung dengan umat Islam di sana untuk sama-sama menentang pelarangan cadar. Mereka berdalih larangan ini merupakan serangan pada kebebasan beragama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Membatasi dan melanggar beberapa kondisi kebebasan beragama," kata pernyataan bersama Federasi Komunitas Yahudi Swiss dan Platform untuk Yahudi Liberal di Swiss dikutip dari The Jerusalem Post, Rabu, 10 Maret 2021.
Menurut mereka, larangan memakai cadar bisa melemahkan kemampuan seseorang dalam untuk menjalankan keyakinannya.
Swiss menggelar referendum tentang larangan cadar ini pada Ahad kemarin. Hasilnya 51 persen mendukung larangan memakai cadar. Hal ini mendorong kelompok Muslim dan Yahudi negara itu melakukan protes.
Dalam pernyataan bersama, kelompok Yahudi Swiss ini mengatakan mereka prihatin jika usulan-usulan legislatif atau federal selanjutnya dapat semakin merusak kebebasan beragama di masa depan.
"Swiss memiliki sejarah panjang dalam mencoba mengekang migrasi melalui pelarangan praktik keagamaan," tulis Rabbi Pinchas Goldschmidt, presiden Konferensi Rabi Eropa dan penduduk asli Zurich, dalam pernyataan terpisah.
“Kami khawatir serangan terhadap kebebasan beragama ini semakin melemahkan kemampuan untuk menjalankan keyakinan seseorang, kebebasan dasar dan hak asasi manusia yang merupakan fundamental bagi demokrasi liberal,” tulis Goldschmidt.
Menurut dia, larangan cadar di Swiss ini ironis karena datang di saat banyak orang menutupi wajah mereka secara teratur untuk menghindari penyebaran virus corona.
Sumber: THE JERUSALEM POST