Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Zelensky Klaim Eropa Bersatu Demi Perdamaian Ukraina

Zelensky mengklaim Eropa tengah bersatu untuk mendukung penyelesaian perang Ukraina.

4 Maret 2025 | 07.00 WIB

Keir Starmer dan Volodymyr Zelenskiy di London, 1 Maret 2025. Peter Nicholls/Pool via REUTERS
Perbesar
Keir Starmer dan Volodymyr Zelenskiy di London, 1 Maret 2025. Peter Nicholls/Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim Eropa tengah bersatu demi perdamaian sejati dan jaminan keamanan bagi Kyiv. Pernyataan itu dia sampaikan dalam pidato video pada Ahad, 2 Maret 2025, setelah pertemuan puncak dengan para pemimpin Eropa di London.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ada dukungan yang jelas dari Eropa. Kesatuan yang lebih besar, kesiapan yang lebih kuat untuk bekerja sama," kata Zelensky, dikutip dari Anadolu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Semua orang bersatu pada poin utama–agar perdamaian menjadi nyata, jaminan keamanan yang nyata dibutuhkan. Dan ini adalah posisi seluruh Eropa kami–seluruh benua: Inggris, Uni Eropa, Norwegia, Turki."

Zelensky mengatakan akan ada banyak pertemuan dan upaya bersama lainnya dalam beberapa hari dan minggu mendatang.

"Akan ada diplomasi untuk perdamaian. Dan demi kita semua yang berdiri bersama–Ukraina, seluruh Eropa, dan tentu saja Amerika," ujarnya.

Zelensky menuturkan Eropa akan membentuk posisi bersama dalam waktu dekat, yang kemudian akan disampaikan kepada mitra di Amerika Serikat. Dia juga yakin soal dukungan AS sejauh ini. 

"Tidak ada satu hari pun di mana kami tidak merasa bersyukur. Karena ini adalah rasa syukur atas pelestarian kemerdekaan kami: ketahanan kami di Ukraina dibangun atas apa yang dilakukan mitra kami untuk kami dan untuk keamanan mereka sendiri," ucapnya. 

“Perdamaian yang kuat dan langgeng, serta kesepakatan yang tepat untuk mengakhiri perang benar-benar menjadi prioritas bersama kita."

KTT yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan dihadiri oleh banyak pemimpin Eropa itu terjadi setelah pertengkaran publik antara Zelensky dan Presiden AS Donald Trump serta Wakil Presidennya JD Vance di Gedung Putih.

Saat Zelensky menyatakan keraguan bahwa diplomasi dapat menghasilkan perdamaian, Trump dan Vance mengkritik pemimpin Ukraina itu karena tidak berterima kasih atas dukungan AS.

Upacara penandatanganan kesepakatan mineral dan konferensi pers kemudian dibatalkan dan Zelensky meninggalkan Gedung Putih.

Pada pertemuan di London, Starmer mengungkap rencana untuk menciptakan "koalisi yang bersedia" untuk menegakkan kesepakatan damai apa pun di Ukraina. Dia mengatakan Inggris dan Prancis akan menyusun rencana perdamaian untuk disampaikan kepada Trump.

Adapun Prancis dan Inggris mengusulkan gencatan senjata parsial selama satu bulan antara Rusia dan Ukraina, namun tidak akan mencakup pertempuran darat. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan gencatan senjata akan meliputi serangan udara, laut, dan infrastruktur energi.

Macron menambahkan bahwa garis depan pertempuran kedua negara itu setara dengan jarak antara Paris dan Budapest.

"Jika terjadi gencatan senjata, akan sangat sulit untuk memverifikasi (pertempuran) di sepanjang garis depan dihormati," kata Macron kepada Le Figaro, Ahad, 2 Maret 2025, dikutip dari Reuters.

Savero Aristia Wienanto

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus