Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Cina meminta agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak secara gegabah membuat dan menyebarkan pernyataan soal keterlibatan warga negara Cina sebagai tentara bayaran dalam konflik Ukraina-Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami mengimbau pihak terkait harus benar dan bijaksana tentang peran Cina dan menahan diri untuk membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis, meski tak secara langsung menyebut nama Zelensky.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Cina tidak memulai krisis Ukraina, dan Cina juga bukan pihak yang terlibat dalam konflik tersebut. Kami dengan tegas mendukung dan secara aktif berupaya untuk penyelesaian krisis secara damai," ujar Lin Jian seperti dilansir Al Arabiya.
Pemerintah Cina, ungkap Lin Jian, selalu meminta warga negaranya agar menjauhkan diri dari wilayah konflik bersenjata.
"Kami juga meminta warga negara Cina menghindari segala bentuk keterlibatan dalam konflik bersenjata, dan khususnya menghindari partisipasi dalam operasi militer pihak mana pun," ungkap Lin Jian.
Sebelumnya Zelensky di media sosial X kembali mengunggah soal warga negara Cina yang ditangkap di Ukraina karena menjadi tentara bayaran untuk Rusia.
Zelensky menyebut ia memiliki data akurat tentang lebih dari 155 warga negara Cina yang terlibat dalam perang melawan Ukraina oleh Rusia.
Pada Selasa, dia mengatakan pasukannya menangkap dua warga negara Cina yang berperang untuk tentara Rusia di wilayah Donetsk, Ukraina timur lengkap dengan dokumen identitas, termasuk kartu bank dan data pribadi mereka.
Dalam akun sosial medianya, Zelensky mengatakan bahwa pasukan Ukraina bertempur melawan enam tentara Cina dan menangkap dua di antaranya sebagai tawanan dan ada lebih banyak warga Cina dalam pasukan Rusia tersebut.
Unggahan itu juga disertai dengan satu video yang memperlihatkan salah satu tawanan Cina yang diborgol, berbicara dalam bahasa Mandarin, meski tidak disebutkan kapan video itu diambil.
Selain pasukan asal Cina, Ukraina sebelumnya mengatakan bahwa Korea Utara telah mengirim ribuan tentara untuk membantu Rusia. Sekitar 1.000 warga Korea Utara tewas saat bertempur melawan Ukraina di Kursk, kata pejabat Ukraina.
Cina sejauh ini juga selalu menolak untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian ke daerah konflik Ukraina, bila perdamaian tercapai di sana.
Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 2022, dan Moskow saat ini menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina, sebagian besar di timur.
Pilihan Editor: Ukraina: Lebih dari 150 Tentara Bayaran Cina Berada di Rusia