Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KISRUH impor Zatapi oleh Pertamina, yang kini diteropong DPR dan Kejaksaan Agung, bisa jadi bakal menyeret namanya. Sebagai Direktur Utama Pertamina, Ari H. Soemarno dianggap ikut bertanggung jawab atas ketidakberesan tender minyak yang dimenangi Gold Manor itu.
Pengetatan aturan tender yang digulirkan pada 2006 oleh Widya Purnama, pendahulunya, disinyalir kini kembali kendur. Ari, yang sebelumnya Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, juga disebut-sebut punya kedekatan dengan sejumlah ”pemain” minyak. Ketika bertandang ke kantor Tempo pada pertengahan Februari lalu, abang mantan Menteri Perdagangan Rini M. Soewandi ini menepis berbagai tudingan miring itu.
Mengapa Pertamina membeli minyak mentah Zatapi?
Saya tidak mengerti apa yang dibeli dan berapa jumlahnya. Saya baru tahu soal itu belakangan.
Bukankah harus setahu Direktur Utama?
Pembelian crude atau minyak mentah itu urusan kilang. Kilang yang bertanggung jawab penuh bersama Direktur Pengolahan. Begitu pula kalau membeli produk, Direktur Pemasaran dan Niaga yang bertanggung jawab penuh. Tidak ke saya lagi. Aturan ini berlaku sejak saya jadi direktur utama.
Tapi benarkah ada pembelian Zatapi?
Betul. Pembelian Zatapi berdasarkan pertimbangan direktur pengolahan karena harganya murah sekali. Saya baru dengar laporannya, kenapa masalah ini diributkan.
Benarkah Zatapi bukan varian baru, tapi hanya pencampuran Dar Blend Sudan dan Terengganu Condensate?
Zatapi itu memang bukan varian baru. Itu cuma akal-akalan trader kita. Minyak A yang berkualitas bagus dicampur dengan minyak B yang lebih jelek. Petral pernah melakukan hal itu.
Maksudnya, hasil pengoplosan?
Ya. Tapi mengoplos bukan berarti negatif. Di kilang, kami juga harus mengoplos. Contohnya di kilang Balikpapan, ada 12 jenis minyak yang masuk. Apa itu nggak dioplos? Itu namanya crude cocktail.
Itu sebabnya Anda harus segera memodifikasi kilangnya?
Modifikasi atau tidak, sama saja. Crude-nya tetap saja cocktail.
Apa betul kualitas Zatapi kurang bagus?
Masalah kualitas tergantung blend crude assay (uji sampel)-nya. Kalau di-run di komputer masuk, dan apalagi harganya murah, ya terpaksa dibeli. Kalau kami tidak membelinya, rame juga nanti. Kok, sudah tahu harganya murah, tidak dibeli.
Menurut informasi yang kami dapat, kandungan Dar Blend dalam Zatapi bisa merusak kilang karena sifatnya sangat asam?
Crude-nya sudah sampai di kilang Cilacap. Silakan tanya ke sana apakah merusak kilang atau tidak. Lihat juga framework teknisnya seperti apa. Mungkin juga tidak benar informasi itu. Saya tidak tahu. Sekarang sedang diteliti.
Kabarnya, pemasoknya tidak bonafide?
Saya sendiri hanya dilapori begitu. Orang bisa bicara macam-macam. Yang penting minyak mentahnya sesuai dengan spesifikasi atau tidak. Kalau tidak sesuai, itu masalahnya.
Pada masa Direktur Utama Widya Purnama, bukankah sudah ada pengetatan aturan tender....
Untuk jadi trader di Pertamina, perusahaan itu harus bonafide. Paling tidak punya modal US$ 50 juta (sekitar Rp 450 miliar). Tidak main-main. Tender kami juga dilakukan terbuka dan transparan. Nggak ada yang berani tunjuk langsung, harus ikut tender, dan itu berlaku sejak 2002. Kalau zaman Orde Baru hal seperti itu dilakukan, yes.
Benarkah pemasok minyak ke Pertamina orangnya itu-itu juga? Salah satunya Mohamad Riza?
Enggak juga. Kalau mau lihat, saya bersedia membuka bukunya. Berapa sih kawan ini dapat? Lagi pula, dia ikut tender kok. Kawan ini the true oil trader di Singapura. Dia punya sertifikat dari Menteri Perdagangan Singapura.
Kabarnya, Anda dekat dengan Riza. Di DPR bahkan foto Anda dengan dia sempat dipertanyakan.…
Jangan-jangan itu montase.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo