Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Film "the message": yang benar aja !

Tidak ada yang janggal dari film the message. malah kita harus bangga melihat betapa gigihnya perjuangan umat islam di zaman nabi muhammad saw.

14 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADA tiga hal yang menarik perhatian kami untuk menonton film The Message: Pertama: adanya tulisan-tulisan pro dan kontra atas kemungkinan pemutaran film tersebut di Indonesia. Kedua: adanya publikasi (murah?) oleh pembajak dari Hanafi Black Moslem di Washington dengan jalan menuntut dihentikannya pemutaran film tersebut di Amerika. Ketiga: tulisan sdr. Abdul Latif Muin (El Azhar University, TEMPO 12 Maret 1977), Film The Message Menodai Kesueian Islam J. Bulan Maret 1977, film tersebut diputar di salah satu bioskop di Tokyo (edisi bahasa Inggeris). Kami memang sengaja menonton film ini untuk mencocokkan tulisan-tulisan di atas. Apa yang kami lihat dalam film tersebut, dan kesan-kesan yang kami dapat secara keseluruhan adalah: I. Dalam kata pengantarnya tertulis: film ini telah diapprove oleh Universitas Al Azhar, Kairo (Departemen apa, tidak dijelaskan). Selain itu juga disebut bahwa karena kepercayaan Islam tidak membenarkan "personifikasi" dari Nabi Muhammad, maka dalam film ini pribadi nabi tidak dinampakkan. II. Memang, seperti disebut sdr. A.L. Muin, pada waktu dan setelah menonton film tersebut kami diliputi rasa haru dan bangga atas perjuangan Islam waktu itu, mengingat medan yang dihadapi begitu berat. Tapi tidak seperti yang diceritakan sdr. Muin, dalam film kami tidak melihat adegan Nabi: pada waktu wahyu diturunkan, beliau dalam keadaan tidur (di gua Hira). Apalagi adegan nabi dikelilingi wanita-wanita cantik, ini tidak ada sama sekali (yang bener ah!). Entahlah kalau adegan initelah dicut (dipotong) pada waktu diedit atau disensor. Tetapi kalau memang demikian, maka ini cutting yang baik. III. Setelah selesai menonton, tidak terkesan bahwa film ini menggambarkar umat Islam sedang melakukan perjuangan menentang perbedaan klas (seperti pengertian dalam paham Marxisme). Ke sana saya adalah: film ini menggambar kan Islam menentang rasialisme, penin dasan oleh suatu umat terhadap umat lain, balas dendam, dan sebagainya, dan (sudah tentu) penyembahan berhala. Juga nampak bahwa Nabi selalu mengu sahakan kedamaian (peace). IV. Patut direnungkan dan dikagumi juga, bahwa nabi, dalam beberapa kali peperangan telah berhasil memanage dengan baik soal-soal logistik pasukan (mengingat medan yang berat), pengaturan siasat, atihan ketrampilan fisik anggota pasukan, dan sebagainya dan sebagainya. Nabi memang tidak diperlihatkan dalam film tersebut. Tetapi hal-hal ini patut direnungkan, sebab kemenangan perang tersebut tidak dicapai hanya dengan miracle (keajaiban, bantuan Tuhan) saja. Tetapi juga dengan usaha yang gigih dan kerja keras. V. Kesimpulan kami: film ini baik untuk diputar di Indonesia ("Baik" dalam arti untuk da'wah maupun untuk mempertebal iman bukan dalam arti komersiil. Lepas dari latar belakang kehidupan pribadi para pemain maupun pembuat film tersebut). Sudah tentu kalau sebelum diputar, mau diteliti dulu oleh para ulama (ahli-ahli agama) Indonesia, lebih baik lagi. Sehingga bagian-bagian yang dirasa kurang sreg bisa dibereskan. Ny. DARUDJAT 2-2-15, Senzoku Meguro-ku, Tekyo. Japan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus