Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Berjuang Bersama Melawan Propaganda

Aksi protes #KawalPutusanMK diwarnai propaganda elite untuk memecah dukungan. Seluruh elemen masyarakat perlu waspada.

26 Agustus 2024 | 00.00 WIB

Ilustrasi: Tempo/Kuswoyo
Perbesar
Ilustrasi: Tempo/Kuswoyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Seruan peringatan darurat memang perlu karena DPR kita punya sejarah meresmikan banyak aturan kontroversial secara cepat.

  • Protes politik kali ini berbeda dengan dua protes politik terbesar pada era pemerintahan Presiden Jokowi, yakni penolakan UU Cipta Kerja dan UU Komisi Pemberantasan Korupsi.

  • Semua elemen masyarakat juga mesti sadar bahwa setiap saat bisa terjadi propaganda untuk memecah dukungan.

PERJUANGAN mengawal putusan Mahkamah Konstitusi, yang di media sosial ditandai dengan tagar #KawalPutusanMK, bukan hanya soal turun ke jalan untuk berdemonstrasi, tapi juga soal melawan propaganda elite. 

Pada Rabu, 21 Agustus 2024, suara warganet sebetulnya langsung terkonsolidasi mengkritik upaya Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat mengakali putusan MK mengenai ambang batas partai politik dan batas usia pencalonan kepala daerah melalui rencana pengesahan revisi UU Pilkada. Warganet kemudian membagikan lambang burung garuda berwarna biru di media sosial beserta tulisan “peringatan darurat” untuk menunjukkan urgensi persoalan ini.

Masuk untuk melanjutkan baca artikel iniBaca artikel ini secara gratis dengan masuk ke akun Tempo ID Anda.
  • Akses gratis ke artikel Freemium
  • Fitur dengarkan audio artikel
  • Fitur simpan artikel
  • Nawala harian Tempo

Dialektika Digital merupakan kolaborasi Tempo bersama KONDISI (Kelompok Kerja Disinformasi di Indonesia). KONDISI beranggotakan para akademikus, praktisi, dan jurnalis yang mendalami dan mengkaji fenomena disinformasi di Indonesia. Dialektika Digital terbit setiap pekan.

Redaksi menerima tulisan opini dari luar dengan syarat: panjang sekitar 5.000 karakter (termasuk spasi) atau 600 kata dan tidak sedang dikirim ke media lain. Sumber rujukan disebutkan lengkap pada tubuh tulisan. Kirim tulisan ke e-mail: [email protected] disertai dengan foto profil, nomor kontak, dan CV ringkas.

Ika Idris

Ika Idris

Co-director Monash Data & Democracy Research Hub. Penulis buku Misguided Democracy in Malaysia & Indonesia: Digital Propaganda in Southeast Asia

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus