Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Demi Jakarta yang Berketahanan Iklim

Pemerintah Jakarta sudah menerbitkan berbagai aturan mitigasi dan adaptasi krisis iklim. Mengapa masih kurang?

8 November 2024 | 06.00 WIB

Ilustrasi: Tempo/Kuswoyo
Perbesar
Ilustrasi: Tempo/Kuswoyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Semua aturan yang ada rupanya belum cukup untuk menyelamatkan Jakarta dari dampak krisis iklim.

  • Pemerintah Jakarta harus berfokus pada dua isu utama: banjir dan kemacetan.

  • Untuk isu kemacetan dan polusi udara, pemerintah Jakarta dapat mengintegrasikan sistem manajemen transportasi dengan wilayah di sekitarnya.

TATA kota dan perubahan iklim menjadi tema pamungkas debat ketiga pemilihan Gubernur Jakarta 2024, yang akan digelar pada Ahad, 17 November 2024. Isu ini menjadi fokus perhatian Komisi Pemilihan Umum Jakarta, mengingat Jakarta diprediksi akan tenggelam pada 2050, bencana banjir masih kerap terjadi di musim hujan, serta kemacetan lalu lintas yang memperparah polusi udara.

Masuk untuk melanjutkan baca artikel iniBaca artikel ini secara gratis dengan masuk ke akun Tempo ID Anda.
  • Akses gratis ke artikel Freemium
  • Fitur dengarkan audio artikel
  • Fitur simpan artikel
  • Nawala harian Tempo

Kolom Hijau merupakan kolaborasi Tempo dengan sejumlah organisasi masyarakat sipil di bidang lingkungan. Kolom Hijau terbit setiap pekan.

Redaksi menerima tulisan opini dari luar dengan syarat: panjang sekitar 5.000 karakter (termasuk spasi) atau 600 kata dan tidak sedang dikirim ke media lain. Sumber rujukan disebutkan lengkap pada tubuh tulisan. Kirim tulisan ke e-mail: [email protected] disertai dengan foto profil, nomor kontak, dan CV ringkas.

Nirwono Joga

Pusat Studi Perkotaan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus