Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Video banjir dari Jakarta Barat yang airnya bening kebiruan viral di media sosial. Warna air banjir itu berbeda dari umumnya yang coklat dan kotor. Padahal video menunjukkan sebuah kawasan jalan umum, terbuka, dekat pusat belanja Mal Taman Palem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Video awalnya ditemukan Tempo di platform Instagram sebelum belakangan beredar pula di X. Video viral di antara marak berita banjir Jakarta pada Hari Raya Imlek atau Tahun Baru Cina pada Rabu, 29 Januari 2025, lalu. Banjir didahului hujan intensitas tinggi merata di Jabodetabek. Hujan ekstrem di antaranya tercatat di Cengkareng, Jakarta Barat, hingga 264 mm.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Video yang antara lain diviralkan oleh akun Instagram Folkshitt itu menyertakan narasi berbunyi, 'Asli banjir warna kaya laut bukan efek ya'. Dituliskan pula: Gak Nyangka Bgt, ternyata di Jakarta Anda Banjir Yg Airnya Jernih banget "Banjir Premium".
Tampak sejumlah anak-anak bermain di banjir tersebut. Beberapa warga lainnya juga tampak di tengah banjir setinggi betis orang dewasa tersebut.
Dugaan banjir bukan dampak hujan ekstrem, melainkan kebocoran pipa air bersih, sempat disampaikan Direktur Eksekutif Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) Subekti. Alasannya, jika berasal dari sumber lain seperti mata air tidak bakal muncul tiba-tiba seperti di video.
Subekti menyarankan pengecekan lebih jauh. "Kalau air PDAM biasanya ada bau kaporitnya," ucap Subekti mencirikan, Sabtu, 1 Februari 2025.
Dugaan itu dijawab Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin kalau pihaknya telah mengecek kondisi terkini di sekitar Mal Taman Palem yang banjirnya telah menghilang. Dinyatakannya, tidak ditemukan adanya sisa genangan di area jaringan pipa PAM Jaya di sana. "Jika kebocoran pipa maka air tidak berhenti," katanya.
Meski begitu Arief meminta timnya untuk mengkaji fenomena banjir air bersih itu lebih dalam. Menurutnya, perlu diagnosa dengan melihat seluruh lingkungan untuk dapat membuat kesimpulan. Hipotesa awal 'banjir premium', menurut dia, "bisa disebabkan karena drainase di sekitar area memang bersih sehingga air hujan yang jatuh tidak tercampur air lumpur sampah."
Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Jakarta Mohamad Yohan memiliki dugaan yang sama dengan Arief. Malah dia menambahkan kalau banjir air bening di Taman Palem biasa terjadi pada musim hujan, ketika curah hujan tinggi dan tanah tidak dapat menyerap air dengan cepat.
Versi Yohan, Taman Palem terletak di daerah yang relatif rendah sehingga air hujan dapat mengalir ke area tersebut dengan mudah dan sistem drainasenya kemungkinan tidak cukup efektif untuk mengalirkan air hujan sehingga menyebabkan banjir. "Jadi banjir bukan dari kebocoran saluran PAM atau sumber lainnya," kata Yohan secara terpisah.