Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hujan lebat disertai angin kencang dan petir menurut BMKG berpotensi terjadi hingga 19 Desember 2019. Ahli petir dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Syarif Hidayat mengatakan saat pancaroba atau peralihan dan memasuki musim hujan seperti sekarang ini tergolong rawan sambaran petir. Kemunculannya yang tiba-tiba bisa diperkirakan sebelumnya dari potensi hujan dan kondisi awan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Syarif, awan petir terbentuk oleh penguapan dari sinar matahari. Di dataran pulau besar aktivitas petir dimulai sekitar pukul 11.30 dan berakhir pukul 20.00. “Puncaknya sekitar pukul 3-4 sore,” katanya kepada Tempo, Selasa, 17 Desember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Waktu petir itu terkait kebutuhan sinar matahari untuk penguapan air ke atas dari pagi sampai siang hari. “Ketika musim hujan jarang matahari muncul jumlah petirnya tidak terlalu banyak.”
Saat mendung, kata Syarif, jangan beraktivitas di tempat terbuka atau yang menonjol seperti di atas bukit atau gunung. “Kalau ada obyek yang tinggi di sekelilingnya seperti pohon atau bangunan mendekatlah ke arah itu,” ujar pengajar di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu.
Namun jika mendekat ke pohon yang tunggal di area terbuka juga orang harus menjaga jarak aman, sebab pohon itu berdiri menonjol dan berpotensi tersambar petir. “Sekali petir menyambar pada satu obyek, orang dalam radius dua meter bisa kena imbas dan fatal,” kata Syarif.
Pada kondisi orang di tempat terbuka dan tidak sempat mendekat ke benda yang lebih tinggi, dia menyarankan agar jongkok atau tiarap supaya tubuhnya tidak menjadi bagian yang menonjol.
Perlindungan lain dari sambaran petir yaitu masuk ke dalam mobil. Menurut Syarif semua benda yang berkerangka logam seperti mobil, ekskavator, pun menara radio, dan menara listrik, di bagian dalam atau tengahnya aman meskipun kena sambaran petir. “Karena logam itu menyalurkan petir di bagian luar, bagian dalamnya aman,” kata dia.
Dalam kondisi di jalan dan hujan petir, mobil bisa terus melaju kecuali sepeda motor karena penunggangnya lebih berisiko tanpa perlindungan struktur logam.
Sementara di kolam renang, kata Syarif, pada dasarnya aman. “Karena arus listriknya (petir) terbagi secara merata.” Lain cerita di lautan. Insiden kapal layar tersambar petir ujarnya telah banyak terjadi. Orang yang main jetski juga rawan tersambar karena menonjol di atas permukaan air.
Hingga 19 Desember mendatang menurut BMKG, hujan lebat disertai angin kencang atau petir masih berpotensi terjadi. Wilayahnya meliputi Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka, Belitung. Kemudian Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Papua.