Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Sentani - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayapura, Papua, mengimbau masyarakat setempat mewaspadai intensitas aliran air dari Cagar Alam Pegunungan Cycloop yang tinggi. Peringatan dini itu dipicu cuaca ekstrem berupa curah hujan tinggi di wilayah itu, dan bayangan bencana banjir bandang 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Curah hujan tinggi menyebabkan intensitas air yang turun dari Cagar Alam Pegunungan Cycloop sangat tinggi,” kata Kepala BPBD Kabupaten Jayapura Jan Willem Rumere di Sentani, Minggu 5 Januari 2024, dikutip dari Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BPBD bahkan telah menetapkan Kabupaten Jayapura berstatus tanggap darurat hingga 31 Januari 2025. “Selama itu pula kami mengimbau kepada warga tetap waspada banjir, luapan air, dan longsoran,” ujarnya.
Jan terutama merujuk kepada warga yang bermukim atau bertempat tinggal di bantaran sungai. Dia berharap banjir bandang yang menewaskan ratusan orang pada 2019 lalu tidak terulang.
Salah satu aliran sungai dari kawasan Cagar Alam Cycloop di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, meluap ketika terjadi banjir bandang pada 16 Maret 2019. ANTARA/Alfian Rumagit
“Warga harus meningkatkan kewaspadaan terutama pada malam hari," kata dia. Ketika terdengar suara gemuruh air yang besar saat hujan lebat, Jan meminta warga mengungsi ke tempat lebih aman. "Untuk menghindari korban jiwa,” ujarnya.
Dalam prospek cuaca periode 3-9 Januari 2025 yang dibuatnya, BMKG memang menempatkan Papua sebagai salah satu wilayah yang berpotensi mendapat hujan dengan intensitas hingga sangat lebat. Analisis BMKG didasarkan antara lain pantauan adanya sirkulasi siklonik di Samudera Pasifik utara Maluku Utara yang mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitarnya.
Pilihan Editor: PTDI Masih Tunggu Kontrak Pembelian Drone Anka Turki Efektif