Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, berencana membangun minatorium sebagai tempat penangkaran biota air tawar dalam satu akuarium raksasa. Minatorium akan dibuat menyerupai habitat Danau Lut Tawar yang ada di wilayah kabupaten setempat.
"Dan akan dilengkapi dengan fasilitas penelitian serta lainnya yang berhubungan dengan wisata," kata Bupati Aceh Tengah Shabela AbubakarShabela di Kota Takengon, Aceh Tengah, Sabtu 9 Februari 2020.
Dia menyatakan membayangkan fasilitas pendidikan berupa museum tentang biota Danau Lut Tawar. Juga keberadaan teater mini untuk mempertontonkan film tentang biota Lut Tawar.
"Sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai sarana rekreasi sekaligus sarana pendidikan informal bagi masyarakat," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang pengunjung wanita mengamati kawanan ikan air tawar dari terowongan Live Water di dalam danau Modra, Republik Ceko, 18 Juli 2017. Para pengunjung dapat menyaksikan langsung kehidupan ikan air tawar seperti sturgeon, ikan mas, lele, belut, dan ikan trout. REUTERS/David W Cerny
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk mewujudkannya, Shabela sangat berharap kepada semua pihak, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), untuk memberi dukungan. Pembangunan dijanjikannya seiring dengan upaya memperbaiki habitat asli danau.
Sebelumnya, dia menyebutkan luas Danau Lut Tawar mencapai 5.472 hektare dengan sedikitnya 21 jenis ikan yang hidup di dalamnya. Namun, berbagai permasalahan seperti penurunan luas perairan, pencemaran, pendangkalan, dan sampah telah mengakibatkan produksi ikan di danau tersebut menurun.
Nilai rata-rata kelimpahan ikan di danau itu disebutkan Shabela sekitar 46,2 kilogram per hektare dengan total estimasi biomassa ikan sebesar 265,51 ton. "Estimasi potensi produksi ikan Danau Lut Tawar berdasarkan produktivitas primer fitoplankton adalah sebesar 70,8 kilogram per hektare per tahun," katanya.