Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Anak Gunung Sunda, Akankah Gunung Manglayang Meletus Seperti Sinabung?

Sampai saat ini belum ada kajian yang menjelaskan tentang karakteristik Gunung Manglayang.

19 Januari 2021 | 19.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wisatawan memasang hammock di hutan pinus wana wisata Gunung Manglayang di Kampung Cikoneng, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 12 Desember 2020. Batu Kuda adalah legenda rakyat pra Islam yang bertutur tentang kuda tunggangan Prabu Layangkusuma yang terperosok ke lumpur dan berubah menjadi batu di ketinggian 1.170 dpl. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Peneliti kebencanaan Universitas Padjadjaran Dicky Muslim mengatakan Gunung Manglayang di Bandung bisa meletus seperti Gunung Sinabung di Sumatera Utara. Gunung itu sudah lama tidur namun kemudian erupsi sejak 2010. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menepis kecemasan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dicky mengkhawatirkan kondisi Sinabung akan dialami Gunung Manglayang yang berlokasi di timur Bandung. “Saya bisa saja sangat salah, tetapi Manglayang merupakan bagian atau anak dari Gunung Sunda,” ujar dosen Fakultas Teknik Geologi di laman Unpad, Senin, 18 Januari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan tinjauan geologi, kata dia, letusan Gunung Sunda sebagai gunung api purba membuat kaldera yang kini dikenal dengan istilah Cekungan Bandung.

Sisa letusan lainnya melahirkan gunung-gunung seperti Burangrang, Tangkuban Perahu, Bukit Tunggul, Gunung Masigit, termasuk Manglayang. Pegunungan itu membujur dari wilayah barat hingga timur kota Bandung.

Menurut Dicky, sampai saat ini belum ada kajian yang menjelaskan tentang karakteristik Gunung Manglayang. Pada puncak gunung itu, menurutnya, ada coakan kaldera yang menghadap ke selatan. “Kalau dia tiba-tiba batuk-batuk seperti Sinabung, Jatinangor harus waspada,” kata Dicky.

Subkoordinator Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Nia Haerani mengatakan, pihaknya tidak mengawasi Gunung Manglayang karena bukan termasuk 127 gunung api aktif di Indonesia.

Definisi gunung api aktif yang jadi acuan PVMBG berdasarkan tiga tipe, yaitu A, B, dan C berdasarkan sejarah letusannya yang tercatat sejak 1600. “Karena awal mula masuk pemerintahan Hindia Belanda jadi catatan dokumentasinya bagus,” kata Nia, Selasa 19 Januari 2021.

Gunung Api tipe A punya sejarah letusan sejak 1600, tipe B catatan sejarah letusannya sebelum 1600, sedangkan tipe C tidak memiliki riwayat letusan tapi masih terlihat jejak aktivitas vulkaniknya.

Gunung Sinabung, menurut Nia, tergolong tipe B. Sedangkan Gunung Manglayang tidak termasuk tipe A,B,dan C. “Kami klasifikasikan sebagai dormant volcano atau gunung api mati,” ujar Nia.

Menurutnya, perlu kajian geologi untuk mengetahui aktivitas di bawah Gunung Manglayang. Sejauh ini menurut Nia tidak ada indikasi Gunung Manglayang aktif. Indikator utamanya adalah magma, yaitu cairan batuan pijar dengan suhu sangat tinggi di perut bumi.

“Kalau magma aktif atau bergerak kan tekanannya naik, dia harus keluar. Gunung api itu disebut sebagai zona lemah yaitu lubang keluarnya magma,” kata Nia.

Sebelum naik sampai keluar, di dalam tubuh gunung api ada kantong-kantong magma. Kemungkinan kantong-kantong magma Gunung Manglayang tidak terisi alias kosong. “Itu kenapa di Gunung Manglayang tidak keluar magmanya,” ujar dia.

Selain Manglayang, Gunung Burangrang maupun Bukit Tunggul juga nihil indikasi magma, berbeda dengan Gunung Tangkuban Perahu yang masih aktif.

ANWAR SISWADI

Erwin Prima

Erwin Prima

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus