Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso mengungkap pemicu dampak awan panas guguran Gunung Merapi yang cukup luas pada erupsi Sabtu 11 Maret 2023. Dia menunjuk longsoran kubah barat daya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam keterangan pers yang diberikannya daring, Sabtu, Agus menjelaskan kalau saat ini Gunung Merapi memiliki dua kubah lava aktif yang terus bertumbuh. Keduanya adalah kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan analisis foto udara 13 Januari 2023 lalu, volume kubah lava barat daya terukur sebesar 1.598.700 meter kubik, lebih kecil daripada kubah tengah yang sudah tumbuh 2.267.400 meter kubik. Kedua kubah lava ini, apabila longsor secara masif, berpotensi menimbulkan awan panas sejauh maksimal tujuh kilometer ke arah barat daya dan lima kilometer ke arah selatan-tenggara.
"Dan hari ini, rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi bersumber dari longsoran kubah lava barat daya," kata dia.
BPPTKG mencatat aktivitas Gunung Merapi yang dari pukul 12.12 sampai 18.00 WIB mengeluarkan 29 kali awan panas guguran. Menurut Agus, catatan tersebut menunjukkan masih berlangsungnya suplai magma dari perut Merapi.
Jarak luncuran awan panas guguran kali ini kurang lebih empat kilometer ke arah barat daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak. Pada saat kejadian, angin di sekitar Gunung Merapi bertiup ke arah barat laut-utara. Akibatnya, hujan abu hingga sejauh 33 kilometer terutama di sisi barat laut-utara Gunung Merapi, mencapai Kota Magelang, Jawa Tengah.
Sejumlah pengendara sepeda motor melintas di jalan utama kota Magelang yang diselimuti abu vulkanis gunung Merapi di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 11 Maret 2023. Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas guguran (APG) pada pukul 12.12 WIB yang mengakibatkan hujan abu yang mengarah ke barat laut dan utara, hujan abu dengan intensitas tinggi terjadi di Kota Magelang. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Badan Geologi melalui PVMBG-BPPTKG telah menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi menjadi Siaga sejak tanggal 5 November 2020. Gunung Merapi dinyatakan memasuki masa erupsi efusif pada 4 Januari 2021 yang ditandai dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.