Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Badan Nuklir Bicara Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Tawarkan 4 Peran

Bukan hanya menghasilkan listrik tanpa emisi karbon, IAEA beberkan keempatnya di momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2022.

6 Juni 2022 | 20.04 WIB

Sejumlah operator berusaha menghidupkan kembali reaktor nomor 1, di Kyushu Electric Power Sendai. Pembangkit listrik tenaga nuklir memiliki sejumlah kelebihan selain tidak boros, tenaga nuklir tidak mencemari lingkungan. Kagoshima, Jepang, 11 Agustus 2015. Getty Images
Perbesar
Sejumlah operator berusaha menghidupkan kembali reaktor nomor 1, di Kyushu Electric Power Sendai. Pembangkit listrik tenaga nuklir memiliki sejumlah kelebihan selain tidak boros, tenaga nuklir tidak mencemari lingkungan. Kagoshima, Jepang, 11 Agustus 2015. Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nuklir Dunia (IAEA) menjelaskan empat cara di mana ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir memainkan peran penting dalam melindungi, melestarikan, dan memulihkan lingkungan di Bumi. IAEA membeberkan keempatnya bertepatan dengan momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mulai dari menghasilkan listrik tanpa emisi karbon hingga radiasi dalam proses daur ulang sampah plastik, IAEA mengklaim harapan tidak hilang untuk dapat memperbaiki kerusakan di Bumi, dan membawanya ke jalur menuju pemulihan. Berikut empat peran penting yang dimaksud dikutip dari situs resmi organisasi IAEA,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

  1. Mitigasi perubahan iklim

Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia dan sebagian besar didorong oleh emisi karbon dari pembakaran bahan bakar fosil. Mengurangi dan pada akhirnya mengakhiri emisi ini membutuhkan upaya bersama yang besar dari pemerintah, industri, dan warga negara untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan transisi ke sumber energi rendah karbon seperti energi terbarukan dan tenaga nuklir.

Tenaga nuklir menyumbang sekitar 10 persen dari listrik dunia dan lebih dari 25 persen dari listrik rendah karbonnya. Saat menghasilkan listrik, PLTN hampir tidak menghasilkan emisi karbon sehingga dapat memainkan peran kunci dalam transisi ke masa depan energi rendah emisi.

IAEA mendukung negara-negara yang mengejar program tenaga nuklir dan telah menghasilkan banyak pengetahuan tentang bagaimana tenaga nuklir dapat berkontribusi terhadap dekarbonisasi dan tindakan iklim yang tepat waktu. Baru-baru ini, IAEA meluncurkan inisiatif untuk mempercepat pengembangan hidrogen dari nuklir untuk membantu dekarbonisasi sektor yang paling bergantung pada bahan bakar fosil, seperti industri berat dan transportasi.

 

  1. Mendaur ulang sampah plastik

Sejak 1950, lebih dari delapan miliar ton plastik telah diproduksi. Polusi plastik telah menjadi salah satu tantangan lingkungan global yang paling mendesak saat ini, baik di darat maupun di laut. Burung dan hewan laut dapat tercekik jaring, misalnya. Metode yang konvensional tak berkecukupan lagi untuk mendaur ulang seluruh rupa-rupa sampah plastik yang ada, sehingga IAEA bekerja dengan negara-negara untuk menemukan solusi dengan bantuan teknologi radiasi nuklir.

Tahun lalu, IAEA meluncurkan NUTEC Plastics, sebuah prakarsa yang mendukung penggunaan metode nuklir khusus untuk melacak dan mengukur secara tepat pergerakan dan dampak partikel mikroplastik dan kontaminan terkait di lingkungan. Hal ini memungkinkan para ahli untuk menentukan status dan tren plastik laut, menilai dampaknya terhadap hewan laut, dan mengembangkan skenario risiko untuk pengambilan keputusan yang tepat.

Inisiatif ini juga membantu membuat lebih banyak plastik dapat didaur ulang. Menggunakan proses radiasi seperti ikatan silang, pemotongan rantai, pencangkokan, dan modifikasi permukaan lainnya. Selain itu, para ahli dapat membantu mengubah plastik yang sebelumnya tidak dapat didaur ulang menjadi plastik yang dapat didaur ulang.

 

  1. Pemantauan pencemaran lingkungan

Banyak proses dan aktivitas dunia modern melepaskan polutan ke lingkungan. Pencemaran di udara, air, atau tanah berdampak dan menjadi bagian dari siklus biologi, geologi dan kimia. Dengan menggunakan teknik dan peralatan nuklir, para ahli dapat mempelajari proses ini untuk menangani polutan dan situs yang terkontaminasi.

Di udara, alat isotop dan nuklir digunakan untuk memantau jalur logam berat, gas rumah kaca, dan gas serta partikel radioaktif melalui atmosfer. Berikut adalah video tentang bagaimana para ilmuwan dapat menggunakan isotop stabil untuk 'sidik jari' gas rumah kaca yang ada dalam sampel udara dan melacaknya ke sumbernya.

Di darat, teknik nuklir dapat secara tepat mengidentifikasi dan mengukur polutan. Dengan menggunakan teknik tersebut, IAEA membantu negara-negara dengan pemantauan, pemodelan dan penilaian untuk inisiatif perlindungan lingkungan. Misalnya, IAEA telah melatih para ilmuwan dan pakar dari Afrika dalam mengumpulkan dan melakukan pra-perawatan sampel lingkungan untuk pengukuran radioaktif dengan benar.

Di laut, teknik nuklir dan isotop mutakhir dapat secara akurat memantau polusi, meminimalkan dampak insiden dan mengurangi efeknya pada populasi lokal. Pada bulan Januari lalu, Peru mengalami tumpahan minyak besar karena tsunami dari gempa yang jauh di Tonga, dan IAEA mengirim misi ahli pencari fakta untuk mendukung upaya negara tersebut untuk membersihkan tumpahan dan memantau dampaknya.

 

  1. Mengelola sumber daya air tawar

Kehidupan manusia bergantung pada ketersediaan air. Industri dan pertanian yang berkelanjutan dapat dicapai dengan mengukur rasio isotop dalam air — bidang ilmu yang disebut hidrologi isotop. IAEA mendukung negara-negara melalui laboratorium hidrologi isotopnya dengan penerapan teknik nuklir dan isotop dalam semua aspek penilaian sumber daya air tawar serta pengelolaan dan perlindungan air.

Di Zimbabwe, misalnya, IAEA membantu para ahli menggunakan teknik isotop untuk menilai interaksi sistem air tanah dan sungai mereka, sehingga dapat mengelola sumber daya air tawar mereka dengan lebih baik, mengatasi polusi, dan memastikan pasokan air bersih yang aman. Di Bolivia, teknik nuklir digunakan untuk memantau penurunan gletser dan dampaknya terhadap lahan basah.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus