Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kota Bandung tengah menghadapi masa darurat sampah. Hal itu dapat dilihat dari TPA Sarimukti yang bisa menerima 145 ritasi per hari dalam satu bulan atau 1.250 ton sampah per hari. Menghadapi keadaan itu Wali Kota Bandung terpilih Muhammad Farhan berkunjung ke Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk membahas strategi pengelolaan dan reduksi sampah di Kota Bandung.
Diskusi tersebut diadakan di Executive Lounge, Gedung Rektorat Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung pada Rabu, 12 Februari lalu. Mereka sepakat ingin menggabungkan pendekatan teknologi dan rekayasa sosial guna mengatasi sampah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kita harus mempertimbangkan aspek sosiologis, hukum, psikologis, dan terakhir adalah pemanfaatan ekonomi dari sampah itu sendiri,” ujar Farhan, yang juga alumni Unpad.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini kota Bandung tengah mengupayakan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Program Kawasan Bebas Sampah (KBS) mulai terapkan di beberapa RW di Kota Bandung. Program ini bertujuan untuk mengurangi sampah di hulu dan mempermudah pengelolaan dan pemanfaatan sampah di hilir sehingga lingkungan menjadi lebih bersih dan berkelanjutan.
Unpad telah mengembangkan konsep baru untuk mengelola sampah, yaitu pembagian kategori menjadi sampah pangan, sampah yang bisa didaur ulang, dan sampah residu. Unpad juga berusaha melibatkan masyarakat dalam edukasi dan teknologi internet of thing (IoT) yang digunakan untuk memantau dan mengevaluasi pengelolaan sampah di setiap kawasan
“Di Unpad, sudah ada berbagai inisiatif riset yang terkait dengan pengelolaan sampah, dengan berbagai pendekatan. Salah satunya adalah riset pengembangan model yang diterapkan menggunakan pendekatan sistem dinamis.” kata Prof Tomy Perdana, Direktur Direktur Kerja Sama dan Kemitraan Alumni Unpad.
Peneliti Komunikasi Lingkungan serta dosen prodi Jurnalistik Unpad, Herlina Agustin, menginisiasi pembuatan dan pembuatan maskot perempuan yang menggambarkan peran penting ibu rumah tangga dalam pengelolaan dan pengurangan sampah. Hal ini menunjukkan partisipasi masyarakat sangat penting untuk mencapai hasil maksimal.
Selain partisipasi masyarakat, peran pemerintah juga sangat krusial. Melalui kolaborasi dan yang dilakukan Unpad dan Pemerintah Kota Bandung, diharapkan dapat tersusun roadmap terperinci untuk melaksanakan langkah yang lebih efisien dan inovatif dalam menjawab tantangan darurat sampah di Bandung. Kolaborasi ini akan menggabungkan teknologi, rekayasa sosial, serta melibatkan masyarakat secara aktif sehingga program pengelolaan sampah diharapkan dapat berkelanjutan dan memberikan dampak positif ke masyarakat kota Bandung.
Sigit Zulmunir berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: TPA Pasir Bajing Ditutup, Bandung Darurat Sampah