Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) melakukan pelatihan trajektori dan translokasi badak Jawa (rhinoceros sondaicus). Pelatihan ini dilakukan kepada pegawai Balai TNUK untuk upaya peningkatan populasi badak Jawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, populasi badak jawa saat ini tidak sampai 100 ekor individu di alam liar. Spesies ini diklasifikasikan sebagai sangat terancam atau kritis dalam Daftar Merah IUCN. Taman Nasional Ujung Kulon menjadi satu-satunya habitat yang tersisa bagi badak Jawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelatihan trajektori dan translokasi ini digelar pada 7 hingga 12 Februari 2024 di Sumatran Rhino Sanctuary Taman Nasional Way Kambas atau SRS TNWK, Lampung. Tujuan dari pelatihan itu untuk membentuk tim trajektori dan translokasi badak Jawa.
Kepala Balai TNUK, Ardi Andono mengatakan, pelatihan trajektori dan translokasi itu penting untuk menjaga pelestarian dan populasi badak Jawa. Tujuan lainnya juga bisa mendukung program Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA), supaya badak Jawa tidak keluar dari habitatnya di TNUK.
"Pelatihan ini diikuti oleh beberapa pegawai dari TNUK, mitra YABI dan mitra ALeRT. Kegiatan ini diharapkan bisa mewujudkan pentingkan populasi badak Jawa di TNUK dengan didahului lg kah trajektori badak Jawa dari semenanjung TNUK ke JRSCA," kata Ardi Andono, Minggu 11 Februari 2024.
Ardi mencontohkan keberhasilan TNWK dalam meningkatkan populasi badak Sumatera semi insitu. "Semoga keberhasilan TNWK dalam meningkatkan populasi badak Sumatera bisa kita tiru di TNUK, supaya upaya melestarikan badak Jawa bisa terus berlanjut," ujar Ardi.