Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan bibit siklon 97S Bibit di sekitar Laut Arafura sejak Ahad malam, 13 April 2025. Pusaran angin ini turut mempengaruhi kondisi cuaca dan tinggi gelombang di Indonesia, persis seperti bibit siklon 96S yang muncul beberapa hari sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Merujuk analisis Direktorat Meteorologi Publik BMKG hingga pukul 07.00 WIB tadi, Senin pagi, 14 April 2025, bibit siklon 97S bergerak di Laut Arafura, sebelah selatan Papua. Kecepatan angin maksimumnya 15 knot atau 28 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum 1.008 hPa. Potensi bibit angin ini menjadi siklon tropis selama 72 jam ke depan tergolong rendah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Adapun bibit siklon 96S masih bergerak di sekitar Laut Timor, persisnya di selatan Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kecepatan angin maksimumnya 30 knot atau 55 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum 1.002 hPa.
Laju angin 96S menurun dibanding kondisi pada 12 April lalu, saat kecepatannya masih 35 knot. Berbeda dengan 97S, potensi 96S menjadi siklon tropis tergolong tinggi dalam 48-72 jam ke depan.
Kedua bibit siklon tropis itu berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap cuaca di daratan dan perairan Indonesia. Hingga Selasa, 15 April 2025, bibit siklon 97S diprediksi memicu hujan berintensitas sedang hingga lebat di Maluku bagian selatan dan Papua Selatan. Adapun 96S akan membawa hujan dengan intensitas serupa ke sebagian besar wilayah di NTT.
Pilihan Editor: Suhu Lautan di Indonesia Memanas, Anomali Terukur +2,7 Derajat