Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini perihal potensi gelombang tinggi saat musim libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru. Peringatan tersebut berlaku pada tanggal 25-28 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Peringatan dini potensi gelombang setinggi 1,25 meter sampai 4 meter,” tulis BMKG melalui Instagram resmi @infobmkg, Selasa, 24 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BMKG merincikan, gelombang setinggi 1,25 sampai 2,5 meter berpotensi terjadi di Selat Malaka bagian utara, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Maluku, Samudra Pasifik sisi utara Maluku hingga Papua, Laut Seram, Laut Banda, dan Laut Arafuru.
Kemudian gelombang setinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna sisi utara, Samudra Hindia bagian barat Aceh hingga Lampung, Samudra Hindia sisi selatan Jawa, Samudra Hindia sisi selatan Bali hingga Nusa Tenggara Timur.
Kondisi ini berisiko terhadap kapal yang akan berlayar, seperti kapal nelayan saat kecepatan angin mencapai 15 knot dengan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Lalu pada kapal tongkang ketika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter. Selain itu berisiko terhadap pelayaran kapal feri dengan kecepatan angin mencapai 21 knot saat tinggi gelombang mencapai 2,5 meter.
Faktor Penyebab
Terdapat Siklon Tropis Pabuk pada koordinat 111.9°BT dan 11.8°LU, terpantau di Laut Cina Selatan timur Vietnam, bibit siklon 98S pada koordinat 95.9°BT dan 13.0°LU di Samudra Hindia barat daya Sumatera, yang memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang.
Lalu pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut - timur laut dengan kecepatan angin sekitar 8-30 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar 8-30 knot.
“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Jawa, Selat Makassar, dan Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya hingga Papua,” tulis BMKG.