Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TUBUH lelaki itu tenggelam hingga sepinggang di lubang genangan air cokelat yang digalinya di tengah bekas bantaran sungai yang menghilir ke rawa-rawa. Sungai itu sudah tak jelas lagi arah alirannya. Daerah bekas badan sungai boyak oleh beberapa lubang yang menganga. Kedua tangannya sibuk mengayak sebuah kuali berisi butiran pasir, yang sesekali diangkatnya untuk melihat temuannya. Sejurus kemudian dia tersenyum. Beberapa butiran kuning berkilau di antara butiran pasir hitam di dasar kuali. Emas.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo