Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, Lutfi Yondri mengatakan, studi arkeologi dari kalangan pemerintah di Gunung Padang sudah dilakukan sejak tahun 1980-an hingga sekarang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Lutfi, semua latar belakang budaya Gunung Padang dan bagaimana lingkungan fisik masa lalunya sudah diungkapkan oleh para ahli geologi. Data dari riset-riset sebelumnya sudah cukup untuk membantah artikel berjudul “Prospeksi Geoarkeologi Gunung Padang yang Terkubur Piramida Prasejarah di Jawa Barat, Indonesia”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Artikel soal Gunung Padang yang terbit di jurnal Archaeological Prospection pada 20 Oktober 2023 itu kemudian dicabut pada 18 Maret 2024.
Menurut Lutfi, pencabutan artikel ini bakal membuat penulis dan reviewer menjadi tercoreng. "Mungkin ini keteledoran pada saat melakukan review sebelum publikasi," kata dia kepada Tempo, Ahad, 24 Maret 2024.
"Jurnal ini, pengaruhnya di dunia ilmu pengetahuan walaupun tidak begitu kuat, tetapi terkategori bereputasi tinggi. Dengan adanya tulisan ini pasti jurnal ini menjadi perhatian banyak orang. Hal itu tentunya bisa positif dan juga negatif," kata Lutfi.
Lutfi menambahkan, kehebohan soal artikel tentang situs Gunung Padang yang mengklaim sebagai piramida tertua di dunia terjadi karena Jurnal Wiley bersifat open access. Semua orang bisa membaca pun harus berlangganan atau membayar.
Berita soal pencabutan artikel ini dimuat New York Times. Kata Lutfi, ada komentar menarik dalam berita soal itu. "Tulisannya intinya begini. Yang disampaikan ini kan sesuatu yang luar biasa. Seharusnya informasi yang dipublikasikan itu juga harus didukung oleh bukti-bukti yang extraordinary juga. Tetapi di tulisan itu data yang mendukung extraordinary itu tidak ada," kata Lutfi.
Jurnal Wiley mencabut publikasi artikel ilmiah soal Gunung Padang itu pada 18 Maret 2024. Artikel ilmiah yang ditulis oleh Danny Hilman Natawidjaja dkk. itu menyatakan Gunung Padang adalah sebuah piramida buatan manusia berusia sekitar 20 ribu tahun, tertua di dunia, melebihi Piramida Giza di Mesir yang berusia sekitar 4.000 tahun.
Artikel itu terbit dengan judul 'Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia'. Paska publikasi itu, bermunculan kritik dari ahli geofisika, arkeologi, dan teknik penanggalan radiokarbon.
Wiley lantas melakukan investigasi. Hasil investigasi menyatakan, artikel itu mengandung kekeliruan besar (major error). Eror itu diakui tak teridentifikasi saat peer review atau kajian oleh ilmuwan lain yang tak terlibat penelitian.