Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga desa di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, terendam banjir setelah diguyur hujan berdurasi panjang pada Rabu sore, 8 Januari 2025. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone Bolango melaporkan ada tiga desa di dua kecamatan yang terdampak, yaitu Desa Bonda Raya dan Libungo di Kecamatan Suwawa Selatan, serta Desa Bilungala di Kecamatan Bone Pantai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memaparkan ulang data BPBD Bone Bolango, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan bahala itu merugikan 129 kepala keluarga atau setara 365 orang. “Warga masih membersihkan lumpur dan material yang terbawa arus air,” ucapnya melalui keterangan tertulis pada Kamis, 9 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Muhari, ada 306 orang korban terdampak banjir di Desa Bonda Raya, 38 orang di Desa Libungo, serta 21 orang lainnya di Desa Bilungala. Di tengah risiko cuaca ekstrem, BNPB mengimbau masyarakat selalu mewaspadai risiko bencana hidrometeorologi.
“Siapkan tas siaga bencana atau perlengkapan seperti dokumen penting, makanan, dan air minum untuk bertahan hidup setidaknya tiga hari,” kata Muhari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia masih meningkat selama beberapa hari ke depan. Dalam salah satu analisis BMKG, bibit siklon tropis 97S yang berdampak terhadap kondisi cuaca terpantau telah berada di sebelah selatan Lampung. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan bisa disertai angin kencang, berpotensi mengguyur berbagai area, mencakup Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menyebut curah hujan juga dipengaruhi faktor lain, seperti monsun dan seruakan dingin dari Asia. “Khususnya di bagian barat Indonesia," katanya.
Curah hujan juga dipengaruhi oleh aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin yang diprakirakan tetap aktif dalam sepekan ke depan, "Terutama di Sumatera, Jawa, sebagian Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua."
Pilihan Editor: Tak Hanya HMPV dan Cina, WHO: Infeksi Pernapasan Akut Meningkat di Belahan Bumi Utara