Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masalah kualitas udara yang buruk di Jakarta sering menjadi perhatian. Bahkan beberapa kota lain di Indonesia juga menghadapi masalah serupa. Namun, di tengah masalah tersebut, masih terdapat kota dengan kualitas udara terbaik di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kota-kota ini menawarkan udara yang jauh lebih bersih, yang mungkin dapat menjadi pilihan tempat tinggal yang sehat bagi Anda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan memilih untuk mengunjungi kota-kota ini, Anda dapat menghirup udara yang lebih segar dan bersih, yang pastinya akan menyegarkan paru-paru Anda setelah terpapar polusi udara. Jadi, kota mana sajakah yang memiliki kualitas udara terbaik? berikut penjelasannya.
Kota dengan Kualitas Udara Terbaik di Indonesia
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menegaskan komitmennya untuk menyediakan informasi yang tepat dan akurat mengenai mutu udara kepada masyarakat sebagai bagian dari upaya pengendalian pencemaran udara.
Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) digunakan untuk mengukur kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu. ISPU didasarkan pada dampak yang ditimbulkan terhadap kesehatan manusia, nilai estetika, dan makhluk hidup lainnya.
Informasi ISPU menjadi sangat penting terutama di daerah rawan terdampak kebakaran hutan dan lahan, di mana informasi tersebut dapat berfungsi sebagai sistem peringatan dini bagi masyarakat sekitar.
Salah satu tujuan utama dari penyusunan ISPU adalah untuk memberikan kemudahan akses terhadap informasi mengenai mutu udara ambien kepada masyarakat di berbagai lokasi dan waktu tertentu.
Selain itu, informasi ini juga menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah pusat maupun daerah dalam upaya-upaya pengendalian pencemaran udara.
Dalam upaya memberikan informasi yang lebih transparan dan terperinci kepada masyarakat, KLHK merilis daftar kota dengan kualitas udara terbaik di Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh KLHK pada Rabu, 15 Mei 2024 pukul 15.00 WIB, diantaranya:
- Semarang Mijen: 35
- Pontianak Tenggara, Kalimantan Barat: 33
- Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah: 22
- Banjarmasin Kayu Tangi, Kalimantan Selatan: 35
- Balikpapan Sepinggan, Kalimantan Timur: 23
- Samarinda Taman Segiri, Kalimantan Timur: 13
- Mamuju Ahmad Kirang, Sulawesi Barat: 30
- Palu Panca Bhakti, Sulawesi Tengah: 28
- Kendari Mandonga, Sulawesi Tenggara: 42
Upaya untuk Mengatasi Pencemaran Udara
Meskipun ada beberapa kota di Indonesia dengan kualitas udara yang baik, kenyataannya masih banyak kota lain yang menghadapi masalah dengan kualitas udara yang buruk.
Dampak dari kualitas udara yang buruk ini sangat serius bagi kesehatan tubuh manusia, termasuk risiko terkena penyakit kardiovaskular, gangguan pernapasan, berbagai jenis kanker, masalah pada mata dan kulit, bahkan dampak negatif terhadap kesehatan mental.
Oleh karena itu, langkah penting yang perlu dilakukan adalah berupaya mengatasi masalah pencemaran udara. Ada beberapa solusi yang bisa ditempuh untuk mengatasi masalah ini, antara lain:
1. Tidak Membakar Sampah
Salah satu langkah utama dalam mengatasi pencemaran udara adalah dengan mengurangi atau menghentikan kebiasaan membakar sampah. Proses pembakaran sampah di udara terbuka menghasilkan emisi gas yang mengandung berbagai zat berbahaya.
Dalam proses ini, terjadi pelepasan polutan udara seperti karbon monoksida (CO), senyawa organik volatil (VOCs), dan partikulat ke atmosfer yang dapat merugikan kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya.
Dengan menghentikan praktik membakar sampah, seseorang dapat mengurangi kontribusi emisi polutan tersebut.
Sebagai gantinya, ada beberapa alternatif penanganan sampah yang lebih ramah lingkungan yang dapat dipilih, seperti daur ulang, komposting, atau pemrosesan sampah yang aman secara lingkungan.
2. Menggunakan Transportasi Umum
Langkah penting lainnya dalam mengurangi pencemaran udara adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Berkendara menggunakan kendaraan bermotor berkontribusi pada peningkatan polusi udara karena kendaraan ini menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas berbahaya seperti karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikulat ke atmosfer.
Sebagai solusi untuk mengatasi pencemaran udara, seseorang dapat memilih untuk beralih ke transportasi yang lebih ramah lingkungan.
Salah satu opsi adalah menggunakan kendaraan listrik, yang memiliki emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan konvensional.
Selain itu, mendorong penggunaan transportasi umum, sepeda, atau berjalan kaki juga merupakan alternatif yang ramah lingkungan dan dapat membantu mengurangi jumlah kendaraan bermotor di jalan, sehingga mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan.
3. Kurangi Penggunaan Peralatan Rumah yang Menyebabkan Polusi Udara
Untuk mengurangi pencemaran udara, penting untuk mempertimbangkan penggunaan peralatan rumah yang dapat menyebabkan polusi udara.
Meskipun mengurangi penggunaan energi tidak secara langsung mengatasi pencemaran udara, namun tindakan ini dapat membantu mengurangi kebutuhan produksi energi dari sumber-sumber yang berpotensi menciptakan polusi udara.
Beberapa peralatan rumah tangga yang dapat menjadi sumber polusi udara antara lain oven, mesin cuci, AC, dan peralatan rumah tangga lainnya yang membutuhkan listrik untuk beroperasi.
4. Menanam Pohon
Salah satu langkah yang efektif dalam mengatasi pencemaran udara adalah dengan menanam pohon dan merawatnya.
Proses fotosintesis yang terjadi pada pohon dapat membantu mengurangi konsentrasi karbon dioksida (CO2) di udara, salah satu gas rumah kaca utama yang menyebabkan pemanasan global.
Selain itu, dedaunan pohon memiliki kemampuan untuk menangkap partikel debu dan polutan lainnya dari udara, sehingga membantu membersihkan udara dari zat-zat berbahaya.
Pohon juga memiliki peran penting dalam menyediakan oksigen yang dibutuhkan untuk bernapas. Dengan jumlah oksigen yang cukup di udara, lingkungan sekitar akan menjadi lebih sehat dan nyaman untuk dihuni.
Selain itu, keberadaan pohon juga dapat membantu dalam mengurangi efek pemanasan global dengan menyerap CO2 dari udara selama proses fotosintesis.
GHEA CANTIKA NOORSYARIFA