Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mencatat 107 kali gempa bumi sepanjang November 2024 di Jawa Barat. Frekuensi gempa itu meningkat dibandingkan Oktober lalu yang sebanyak 90 kali, namun lebih rendah daripada Agustus (134) dan September (147).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu, mayoritas gempa November berkedalaman dangkal. “Sebanyak 98 kejadian gempa dari kedalaman kurang dari 60 kilometer,” katanya lewat keterangan tertulis, Ahad 1 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selebihnya atau 9 kali gempa berasal dari kedalaman menengah antara 60-300 kilometer. Berdasarkan lokasi sumber gempanya, sebanyak 51 lindu berpusat di laut dan 56 gempa di darat. Besaran kekuatan gempanya, menurut Rahayu, bermagnitudo 1,3 hingga yang terkuat 5,2. “Sepanjang periode November 2024 terdapat 15 kali gempa bumi yang dirasakan,” ujarnya.
Gempa terkuat yaitu M5,2 terjadi pada 13 November 2024 pukul 08.41 WIB. Getarannya dirasakan di daerah Garut, Cianjur, Ciwidey, Tasikmalaya dan Pangandaran pada skala intensitas III MMI atau dirasakan orang di dalam rumah seperti ada truk yang melintas.
Sedangkan di wilayah Bandung Raya hanya dirasakan oleh sebagian orang dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang atau berskala intensitas II MMI. Gempa bumi yang tergolong dari kedalaman menengah itu akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia (intra-slab).
BMKG Stasiun Geofisika Bandung juga mencatat sebanyak 3.268.683 kali kejadian petir di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya selama November 2024. Menurut Rahayu, kejadian petir tertinggi pada minggu ketiga sebanyak 1.347.740 kali.
Ilustrasi hujan badai petir. Pixabay
Adapun jumlah petir terendah terjadi pada minggu pertama sebanyak 296.781 kejadian. “Berdasarkan data kejadian petir yang diperoleh, wilayah dengan jumlah petir tertinggi adalah Kabupaten Sumedang,” ujarnya.
Frekuensi petir itu meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 323.238 kejadian. Sepanjang Oktober lalu, sambaran petir terbanyak pada akhir bulan hingga 82.989 kejadian. Daerah jumlah sambaran petir tertinggi yaitu Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 74.884 kali.
Pilihan Editor: Pancang Sempadan Cegah Situ Menghilang