Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Hari Hutan Internasional: Laju Deforestasi Hutan Tiap Tahun Mengkhawatirkan

Hari Hutan Internasional diperingati setiap 21 Maret. Sejarahnya dimulai 2012 yang diprakarsai oleh PBB untuk membantu dan mendukung konservasi hutan

22 Maret 2024 | 04.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penggundulan hutan di India. [www.nature.com]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tanggal 21 Maret diperingati sebagai Hari Hutan Internasional atau International Day of Forests. Dilansir dari laman FAO Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mencanangkan tanggal 21 Maret sebagai Hari Hutan Internasional (IDF) sejak tahun 2012.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tujuannya adalah untuk merayakan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan keberlangsungan semua jenis hutan di seluruh dunia. Pentingnya keberadaan hutan harus disadari oleh setiap orang, terutama generasi muda saat ini sebagai penerus kehidupan selanjutnya.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada setiap Hari Hutan Internasional, negara-negara didorong untuk melakukan upaya lokal, nasional dan internasional untuk mengatur kegiatan yang melibatkan hutan dan pohon, seperti kampanye penanaman pohon. Setiap tahun PBB dan tiap-tiap negara membuat tema masing-masing untuk memperingati Hari Hutan. Tema dari PBB sendiri setiap tahun untuk Hari Hutan Internasional dipilih oleh lembaga Collaborative Partnership on Forests.

Dan tema tahun 2024 adalah hutan dan inovasi. Sementara Indonesia sendiri lewat akun media sosial X Sekretariat Negara membagikan peringatan hari hutan tahun 2024 ini mengambil tema "Hutan dan Inovasi: Solusi Baru untuk Dunia yang Lebih Baik", untuk memerangi deforestasi atau penebangan hutan secara liar. 

Sejarah International Day of Forests

Hari Hutan internasional dicetuskan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan mencanangkan tanggal 21 Maret sebagai Hari Hutan Internasional pada tahun 2012. Tujuannya agar negara-negara didorong untuk melakukan upaya lokal, nasional dan internasional untuk mengatur kegiatan yang melibatkan hutan dan pohon, seperti kampanye penanaman pohon. Hal ini merupakan buntut dari rusaknya ekosistem hutan di berbagai negara di belahan dunia.  

Upaya ini sengaja dilakukan PBB sebagai bentuk komitmen menjaga lingkungan untuk masa depan. Kemudian PBB menggandeng beberapa lembaga seperti Forum Hutan PBB bersama Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO). Selanjutnya mereka bekerja sama dengan Pemerintah, Kemitraan Kolaboratif Hutan dan organisasi terkait lain di bidangnya. 

Lebih lanjut Hari Hutan Internasional tak hanya sebagai aksi simbolik, tetapi adanya kesungguhan PBB dengan mengajak dunia internasional untuk mengurangi deforestasi dan degradasi hutan, serta memulihkan dan mengelola hutan secara berkelanjutan. Ini juga sebagai langkah penting untuk mencapai tujuan global tahun 2030. Sejak tahun 1990, lebih dari 420 juta hektar hutan telah hilang. Meskipun laju deforestasi telah melambat, 10 juta hektar hutan masih hilang setiap tahunnya. 

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara telah meluncurkan AIMP4 Forests, sebuah program lima tahun yang bertujuan untuk mendukung pemantauan hutan berdasarkan teknologi pemantauan modern dan inovasi teknis, serta pemanfaatan data luar angkasa dengan menggunakan penginderaan jauh. 

Menjaga hutan berarti menjaga bumi. Hal ini karena hutan merupakan rumah bagi 80% berbagai macam spesies hewan. Penggundulan hutan yang terjadi mengakibatkan banyak sekali kerugian. Lebih dari 30% penyakit baru yang dilaporkan sejak tahun 1960 disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan, termasuk penggundulan hutan. Hutan mengandung lebih dari ½ stok karbon global dalam bentuk tanah dan tumbuh-tumbuhan. 

Deforestasi 

Setiap tahunnya hutan yang hilang akibat deforestasi kira-kira setara dengan 14 juta lapangan sepak bola. Mengakibatkan daerah aliran sungai dan lahan basah yang mengelilingi hutan harus menyusut, padahal wilayah itu menyediakan 75% air tawar yang dapat diakses di dunia. 

Melalui tema Hari Hutan Internasional tahun ini PBB ingin semakin menggencarkan Inovasi dan teknologi untuk mendorong pemantauan hutan, yang memungkinkan negara-negara di dunia melacak dan melaporkan hutan mereka dengan lebih efektif. Dikutip dari laman United Nations ebanyak 13,7 miliar ton pengurangan atau peningkatan emisi karbon dioksida hutan telah dilaporkan ke Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim melalui pemantauan hutan yang makin transparan dan inovatif.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus