Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Berita Tempo Plus

Hilang Mangrove karena Garam

Masyarakat adat Wewiku di Malaka, Nusa Tenggara Timur, menolak pembangunan ladang garam industri karena dianggap merusak wilayah pesisir. Hutan mangrove dan gebang hilang.

16 Februari 2019 | 00.00 WIB

Lahan garam di Desa Rabasa, Malaka, Nusa Tenggara Timur. Tempo/Jhon Seo
Perbesar
Lahan garam di Desa Rabasa, Malaka, Nusa Tenggara Timur. Tempo/Jhon Seo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JEFRIDUS Tahu Bria berdiri di pinggir tambak ikan bandeng miliknya di Desa Badarai, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur. Sekitar 350 meter dari tempatnya berdiri, terbentang lahan urukan yang bakal menjadi ladang garam industri milik PT Inti Daya Kencana. Tak ada satu pun tegakan pohon yang menghalangi pandangan Jefridus ke arah Laut Timor di pesisir selatan pulau itu. “Padahal setahun lalu masih ada hutan gebang dan mangrove yang menutupi lahan itu,” ujar Jefridus, Jumat pekan lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Dody Hidayat

Bergabung dengan Tempo sejak 2001. Saat ini, alumnus Universitas Gunadarma ini mengasuh rubrik Ilmu & Teknologi, Lingkungan, Digital, dan Olahraga. Anggota tim penyusun Ensiklopedia Iptek dan Ensiklopedia Pengetahuan Populer.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus