Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Hujan Es Batu di Yogyakarta, Ini Penjelasan BMKG

BMKG Yogyakarta menjelaskan fenomena hujan es di sejumlah wilayah di Yogyakarta Selasa sore, 11 Maret 2025.

12 Maret 2025 | 16.38 WIB

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) alat pengukur penguapan air di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) alat pengukur penguapan air di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menjelaskan fenomena hujan es yang terjadi di sejumlah wilayah di Yogyakarta pada Selasa sore, 11 Maret 2025. Hujan es batu tersebut melanda Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Iya benar, ada hujan es,” kata kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono, saat dikonfirmasi Tempo melalui pesan WhatsApp, Rabu, 12 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Warjono menjelaskan bahwa hujan es terjadi ketika kristal es yang terbentuk di atmosfer jatuh ke permukaan bumi dengan sedikit mengalami gesekan atau benturan antar sesamanya. “Kristal es terbentuk di atmosfer ketika udara yang lembab dan dingin naik ke ketinggian yang lebih tinggi,” ujarnya.

Ketinggiannya, kata Warjono, hingga 15 kilometer. Di ketinggian tersebut, suhu udara sangat rendah, berkisar -72,5 hingga -76 derajat Celsius berdasarkan pantauan satelit. “Sehingga kristal es terbentuk, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi lebih besar,” kata dia. 

Proses ini, kata Warjono, terjadi karena kristal es tersebut terus mendapat pasokan udara lembab dari atmosfer sekitarnya hingga mencapai berat yang cukup untuk jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan es.

Laporan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DIY menyatakan, hujan lebat dan hujan es terjadi Selasa, 11 Maret 2025, pukul 18.00 WIB, di enam kecamatan. Hujan es terjadi di Kecamatan Ngaglik, Gamping, Sleman, dan Mlati.

Cuaca ekstrem pada Selasa lalu di Sleman itu membuat pohon tumbang di 18 titik, lima rumah rusak, satu tempat usaha rusak, dan akses jalan yang terdampak di tujuh titik. Di Kota Yogyakarta hujan lebat menyebabkan dua kecamatan yang terdampak paling parah, yakni Jetis dan Danurejan.

Pribadi Wicaksono berkontribusi dalam tulisan ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus