Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, Indonesia akan merasakan pengaruh variasi suhu akibat fenomena astronomi Equinox sebanyak dua kali dalam setahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deputi Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Kamis, 26 September 2024, mengatakan bahwa fenomena Equinox hanya berlangsung dua kali dalam setahun yaitu pada 21 Maret dan 23 September.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saat periode tersebut, salah satu konsekuensinya membuat sinar matahari bersinar optimal di wilayah khatulistiwa. Sehingga terasa lebih terik,” kata Guswanto seperti dilansir Antara.
Guswanto mengatakan, fenomena Equinox itu biasa dan akan terjadi secara berulang sebanyak dua kali setiap tahunnya.
Namun BMKG menegaskan bahwa fenomena Equinox tidak mengakibatkan peningkatan suhu udara secara signifikan (ekstrem) maupun perubahan musim permanen di wilayah Indonesia.
Hasil pengamatan BMKG sebelum dan sesudah periode Equinox mendapati variasi suhu harian maksimum pada siang dan suhu minimum pada malam hari di sejumlah daerah di Indonesia cenderung normal.
Guswanto mengatakan, pengamatan dari Stasiun Meteorologi di Semarang mencatat suhu maksimum pada siang hari 36,2-36,6 Celsius (Agustus-September). Saat yang sama suhu minimum di Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur sekitar 12,9 Celsius dan 15,0 Celsius di Jaya Wijaya, Papua.