Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengatakan pembangunan hunian baru bagi warga yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), bakal menerapkan teknologi rumah tahan gempa. Bantuan dari pemerintah, kata dia. berupa pembangunan hunian tetap (huntap) rumah baru konvensional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Teknologi yang digunakan berupa rumah pracetak yang dapat dibangun dengan panel Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) atau Rumah Unggul Sistem Panel Instan (RUSPIN)," ujar Maruarar di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu, 13 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Maruarar, pemerintah juga memberikan prasarana sarana dan utilitas (PSU) di lingkungan perumahan, meliputi jalan, drainase lingkungan, pengelolaan air limbah, fasilitas umum skala perumahan, serta distribusi air bersih.
Pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan pada masa tanggap darurat, merujuk pada peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 13 Tahun 2018. Beleid itu mengatur soal pengadaan barang dan jasa dalam situasi darurat, dalam hal ini menyangkut kondisi bencana letusan Gunung Lewotobi.
“(Untuk) anggarannya, sudah ada pola yang baku dan sudah disiapkan dari negara. Kami juga mengajak pihak pihak swasta untuk bergotong royong dalam membantu warga yang terdampak melalui program perumahan,” tutur Maruarar.
Setidaknya ada tujuh desa terdampak erupsi di Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura yang membutuhkan penanganan khusus dari Kementerian PKP. Regulator juga sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengenai rencana relokasi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT.
Sejauh ini, area yang ditargetkan sebagai lokasi baru untuk warga terdampak adalah Desa Pululera yang masih masuk dalam lingkup Kecamatan Wulanggitang. Warga bisa berpindah ke Tanawawe, Tapowolo dan Balunamang, tiga lokasi yang berjarak sekitar 20 kilometer di arah utara Gunung Lewotobi Laki-laki.
Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki belum juga mereda. Jumlah pengungsinya juga masih bertambah. Hingga Selasa malam, 12 November lalu, jumlah pengungsi akibat letusan gunung api ini sudah mencapai 13.116 jiwa. Para pengungsi itu tersebar di delapan lokasi pengungsian.
ANTARA