Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta belakangan menetapkan ratusan kasus gondongan atau penyakit parotitis sebagai kejadian luar biasa. Penyakit akibat infeksi virus ini sudah menjangkit sedikitnya 169 warga di Kota Pelajar selama beberapa pekan terakhir. Potensi penularannya sangat tinggi, terutama di kalangan pelajar SD.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimana sebenarnya wujud dan gejala penyakit gondongan? Apa penyebabnya, dan bagaimana penanganannya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip ulasan di situs resmi Kementerian Kesehatan, parotitis atau mumps yang sering disebut sebagai gondongan di Indonesia merupakan penyakit menular akibat infeksi virus golongan paramyxovirus. Gondongan terjadi ketika virus menyerang parotis, kelenjar yang memproduksi air liur. Infeksinya memicu pembengkakan.
Virus Pparamyxovirus mudah menular melalui percikan lendir penderita. Penyebarannya lewat kontak langsung dengan liur penderita, misalnya lewat berciuman maupun lewat benda yang ada di sekitar penderita. Virus ini juga menjalar lewat alat makan dan minum yang dipakai penderita.
Gejala gondongan biasanya baru muncul 12-25 hari setelah penderita terinfeksi virus. Penderita umumnya mengalami pembengkakan pada salah satu atau kedua sisi pipi, yang terasa nyeri saat mengunyah atau menelan makanan. Tanda lainnya adalah demam tinggi, bahkan bisa mencapai 39 derajat Celcius.
Infeksi virus gondongan juga membuat mulut kering, sakit kepala, nyeri sendi dan perut, hilang nafsu makan, dan kelelahan. Meski begitu, ada juga sebagian penderita yang hanya mendapat gejala ringan seperti pilek, atau bahkan tidak mengalami apapun.
Tips Pencegahan Gondongan
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala gondonga, antara lain tidur dan istirahat yang cukup, memperbanyak konsumsi air putih, mengompres area pembengkakan dengan air hangat atau air dingin, serta mengkonsumsi makanan lunak dan pereda demam. Jika sistem imun penderita baik, gondongan dapat pulih dengan sendirinya dalam waktu 1-2 pekan.
Sebaliknya, risiko tertular gondongan bisa meningkat bila daya tahan tubuh seseorang melemah. Anak usia 2-12 tahun juga dianjurkan mendapat vaksin measles, mumps, rubella (MMR) karena imunnya belum kuat. Peluang penularan juga tinggi bila seseorang bepergian ke daerah yang memiliki banyak kasus gondongan.
Penderita yang belum pernah mengikuti imunisasi saat masih usia anak-anak masih bisa mendapat MMR saat dewasa. Kebersihan diri juga menjadi kunci pencegahan gondongan. Masyarakat dianjurkan rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita, serta menerapkan etika menutup mulut saat batuk.
Bayu Mentari berkontribusi dalam penulisan artikel.