Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala divisi infeksi dan penyakit tropis SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Irene Ratridewi, mengatakan mengejar imunisasi harus dilakukan dengan serius untuk mengurangi penyebaran penyakit infeksi pada anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jadi mulai dari pemerintah pusat sampai daerah itu juga bersama-sama melakukan tindakan yang dapat mengurangi atau menurunkan penyebaran penyakit. Jadi, sama seperti pada waktu kemarin menghadapi pandemi COVID-19, harus sama seriusnya,” kata Irene dalam diskusi daring mengenai penyakit infeksi yang sering menyebabkan wabah di sekolah, Selasa, 12 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan mengejar imunisasi perlu dilakukan untuk mengurangi penyebaran infeksi yang semakin banyak muncul setelah pandemi COVID-19 akibat penurunan vaksinasi selama pandemi dan risikonya 80 juta anak berada dalam bahaya penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi, seperti varicella atau cacar air, dan gondongan. Mirip infeksi COVID-19, ketiga penyakit tersebut jika tidak dilakukan vaksinasi maka infeksinya akan menjadi parah pada yang memiliki komorbid.
“Banyak sekali yang disrupted, artinya ditunda atau bahkan mungkin tidak dikerjakan sama sekali, masih ditunda, kemudian dikerjakan, jadi telat vaksinnya. Ada juga yang 14 persen itu malah tidak divaksin sama sekali, 27 persen patuh, tetap vaksin,” paparnya.
Kurangi penularan dan keparahan
Irene mengatakan hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah untuk memastikan penyebaran vaksinasi ke seluruh daerah aman agar masyarakatnya bisa segera melaksanakan imunisasi secara lengkap dengan baik. Sampai 2020, di Indonesia sebagian besar vaksin sudah disebarluaskan, di antaranya mumps atau gondongan dan varicella atau cacar air meskipun belum termasuk dalam program vaksinasi dari Kementerian Kesehatan.
Sementara HFMD atau flu Singapura sudah ada vaksinnya namun tidak meliputi seluruh virus yang menyebabkan penyakit tersebut. Irene mengatakan saat ini infeksi penyakit yang paling banyak diderita anak usia sekolah adalah gondongan dengan 6.000 kasus, flu Singapura sekitar 1.600 kasus, dan cacar air. Irene mengatakan anak-anak yang melakukan vaksinasi penyakit cacar air, gondongan, dan flu Singapura akan mengurangi penularan atau jika tertular bisa meminimalisasi keparahan.
“Memang sebaiknya segera dikejar vaksinasinya. Akan jauh lebih baik daripada tidak divaksin sama sekali. Kalau misalkan sudah divaksin tapi masih sakit juga, asalkan timing vaksinasinya tepat, saat antibodinya bagus atau naik, maka gejala klinisnya akan lebih ringan, bahkan tidak bergejala sama sekali dibanding yang tidak divaksin,” ucapnya.
Pilihan Editor: Orang Dewasa pun Perlu Vaksin, Simak Penjelasan Vaksinolog