Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Jakarta Diterjang Rob, Pembangunan Tanggul Pantai Mundur hingga 2030

Selama pembangunan tanggul belum selesai, risiko banjir rob akan tetap ada di wilayah pesisir.

18 Desember 2024 | 06.11 WIB

Petugas PT KAI Daop 1 Jakarta menaikkan rel kereta api agar bisa dilintasi di depan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, 16 Desember 2024. External Relations and Corporate Image Care KAI Commuter Leza Arlan mengatakan PT KAI Commuter Line membatalkan 15 perjalanan kereta jurusan Jakarta Kota ke Tanjung Priok dan sebaliknya imbas dari banjir rob di kawasan tersebut. TEMPO/Ilham Balindra
Perbesar
Petugas PT KAI Daop 1 Jakarta menaikkan rel kereta api agar bisa dilintasi di depan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, 16 Desember 2024. External Relations and Corporate Image Care KAI Commuter Leza Arlan mengatakan PT KAI Commuter Line membatalkan 15 perjalanan kereta jurusan Jakarta Kota ke Tanjung Priok dan sebaliknya imbas dari banjir rob di kawasan tersebut. TEMPO/Ilham Balindra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Teknis Kepala Dinas Sumber Daya Air Jakarta Ika Agustin mengungkap sejumlah faktor yang menyebabkan progres pembangunan tanggul dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) molor dari target yang telah ditentukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Ika, target pembangunan tanggul pantai yang semula direncanakan selesai pada tahun 2028 harus mundur hingga 2030 akibat dua kendala utama. “Yang pertama terkait kendala dalam pengadaan barang dan jasa. Yang kedua kaitannya dengan, kami tetap harus mengkoordinasikan dengan nelayan yang ada di pesisir pantai,” kata Ika dalam konferensi pers terkait banjir rob dan mitigasi cuaca ekstrem di Balai Kota, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ika menjelaskan bahwa pembangunan tanggul harus memperhatikan kebutuhan masyarakat pesisir, khususnya para nelayan. “Kami harap pembangunan infrastruktur ini tetap mengakomodir kebutuhan para nelayan di pesisir pantai,” tuturnya.

Dia menambahkan bahwa koordinasi antara Dinas Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, dan masyarakat nelayan sangat penting agar pembangunan tanggul dapat terlaksana. “Kami perlu waktu untuk mengkoordinasikan itu semua, sehingga targetnya agak sedikit mundur sampai dengan tahun 2030,” ujarnya.

Ika juga menegaskan bahwa selama pembangunan tanggul belum selesai, risiko banjir rob akan tetap ada di wilayah pesisir. “Karena selama tanggul itu belum selesai, rob-rob yang seperti sekarang ini akan terjadi di tempat-tempat yang tanggulnya belum selesai. Nanti saya komunikasikan, antara lain adalah masalah ini. Pastinya juga ada masalah-masalah lain yang mungkin perlu saya mention kepada Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih,” ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus