Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memerintahkan agar perbaikan darurat tanggul Sungai Wulan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah dikebut dalam tiga hari. Tanggul tersebut jebol akibat lonjakan debit dan intensitas hujan lebat yang terjadi pada 3 hingga 5 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan, sebanyak empat unit ekskavator dan tiga eksavator amfibi dikerahkan dalam proses perbaikan tanggul tersebut. Hal ini disampaikan Basuki setelah meninjau lokasi tanggul Sungai Wulan pada Senin, 12 Februari 2024 di Demak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ditargetkan dalam tiga hari ini, tanggul sudah bisa ditutup. Sudah disiapkan juga 12 pompa berkapasitas 5 meter kubik per detik untuk mengurangi genangan dan kami akan tambah pompa lagi supaya lebih cepat mengurangi luasan dan tinggi genangan air di wilayah terdampak," ucapnya dalam keterangan tertulis.
Selain perbaikan pada tanggul, kata Basuki, peningkatan kapasitas Rumah Pompa Drainase Kencing yang masuk ke Sungai Wulan juga dirancang untuk penanganan banjir di sekitar wilayah Kudus dan Demak. "Pada April 2024 ini kami akan mulai normalisasi Sungai Wulan bagian hilir."
Tak hanya perbaikan tanggul dan normalisasi Sungai Wulan, pemerintah juga merencanakan pembangunan tanggul dan normalisasi Sungai Juana sepanjang 60 kilometer pada tahun 2025-2027. Pada periode tahun yang sama, akan dilakukan pula rehabilitasi tanggul sepanjang 10 kilometer.
Sebelumnya menyambangi lokasi tanggul Sungai Wulan, Basuki juga meninjau titik banjir pada ruas jalan Kudus-Purwodadi yang ambruk di Desa Gubug akibat luapan Sungai Tuntang, Grobogan. Dia menyebut, ada sedikit badan jalan yang tergerus, tapi tidak runtuh.
Dia memerintahkan agar membangun dinding penghalang atau parapet, yang sama tinggi dengan tanggul sungai di sisi kanan-kiri.
"Saya kira dalam dua hari sudah selesai untuk perbaikan menutup pondasi jalannya. Kemudian kami buat parapet yang setinggi tanggul, supaya air tidak menggenangi jalan karena parapet jalannya lebih rendah dari tanggul," tutur Basuki.