Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Intensitas kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) meningkat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Di Kabupaten Bangka, kasus karhutla sepanjang pekan pertama September 2024 mencapai belasan lokasi, lebih banyak dibandingkan periode yang sama pada bulan sebelumnya. Kejadian terakhir, hutan seluas 10 hektare di Desa Deniang, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, terbakar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kejadian itu dipengaruhi faktor kelalaian karena ada salah satu oknum warga setempat yang saat itu membakar lebah dan api menjalar lebih luas," kata Pelaksana Tugas Kepala Bidang Pemadam Kebakaran pada Satuan Pamong Praja Kabupaten Bangka, Zalfika Ammya, di Sungailiat seperti dikutip dari Antara pada Senin, 9 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zalfika mengimbau agar masyarakat turut menjaga kelestarian kawasan hutan dan lahan dari ancaman kebakaran. Dia meminta masyarakat agar menghidari pola membakar lahan untuk membuka lahan pertanian dan kepentingan lainnya. "Sebab diprediksi pada September merupakan puncak musim kemarau," ujarnya.
Dia juga berharap agar masyarakat segera melaporkan ke pemerintah desa jika terjadi karhutla. Peran pemerintah desa, kata dia, penting lantaran tak semua lokasi di wilayah Kabupaten Bangka dekat dari jangkauan satuan pemadam kebakaran.
Merujuk catatan Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tim reaksi cepat sejauh ini telah menangani 55 kejadian karhutla, mencakup 66,81 hektare area terbakar. Karhutla tersebar di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung, dan Belitung Timur.
"Karhutla ini terjadi bukan karena dampak musim kemarau yang cukup panas, tetapi juga adanya pembakaran lahan oleh masyarakat," kata Sekretaris BPBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Arie Primajaya, di Pangkalpinang pada Senin, 9 September 2024.