Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aliran gas metana yang bocor dari pipa Nord Stream 2 di Eropa Utara telah ditangkap oleh satelit. Citra dari perusahaan satelit GHGSat menunjukkan aliran metana - yang merupakan gas rumah kaca yang kuat - di atas Laut Baltik di lepas pantai Swedia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Metana dalam gambar bocor dari satu titik pecah di Nord Stream 2 - salah satu dari dua pipa yang menghubungkan Rusia ke Jerman yang diduga sengaja dirusak akhir bulan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gas itu telah bocor dengan kecepatan 174.000 pon (79.000 kg) per jam dari titik pecah ini di Nord Stream 2, setara dengan lebih dari 2 juta pon batu bara yang dibakar dalam satu jam. Kebocoran tunggal ini merupakan emisi terbesar dari satu sumber yang pernah terdeteksi oleh GHGSat.
Menurut otoritas Swedia dan Denmark, ada empat kebocoran dari dua pipa Nord Stream (dua di zona ekonomi Swedia, dua di zona ekonomi Denmark). “Apa yang diamati satelit kami adalah emisi signifikan yang berasal dari salah satu dari empat kebocoran, kata Stephane Germain, pendiri dan CEO GHGSat, sebagaimana dikutip Daily Mail, 10 Oktober 2022.
“'Ke depan, pengamatan dan data satelit akan memainkan peran yang semakin penting dalam deteksi dan mitigasi emisi yang signifikan, seperti ini,” tambahnya.
Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 adalah dua jalur pipa yang menghubungkan Rusia dan Jerman, milik Rusia. Mereka menunjukkan tanda-tanda sabotase dan beberapa ledakan, kata pihak berwenang Swedia.
Tidak ada pipa yang mengangkut gas pada saat ledakan, tetapi mereka mengandung metana bertekanan - komponen utama gas alam - yang dimuntahkan, menghasilkan aliran gelembung yang luas di permukaan laut.
Metana adalah gas rumah kaca, yang berarti memperburuk pemanasan global dan efek perubahan iklim jika dilepaskan ke atmosfer. Gas ini juga sangat mudah terbakar, sehingga ketika kontak dengan udara meningkatkan risiko ledakan, dan secara langsung mengurangi kualitas udara.
Pada hari Minggu, 9 Oktober 2022, Badan Energi Denmark mengumumkan bahwa kebocoran pada pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 telah dihentikan.
Menurut GHGSat, salah satu satelitnya memiliki pandangan yang jelas ke Nord Stream 2 pada 3 Oktober dan tidak mendeteksi emisi apa pun, membenarkan pengumuman Badan Energi Denmark.
Badan Antariksa Eropa (ESA) juga telah membagikan gambar dampak metana, seperti yang ditangkap oleh satelit milik perusahaan lain. Saat gas bertekanan bocor melalui pipa yang rusak dan bergerak cepat menuju permukaan laut, ukuran gelembung gas meningkat saat tekanan berkurang. Saat mencapai permukaan, gelembung gas besar mengganggu permukaan laut di atas lokasi pecahnya pipa, menurut ESA.
ESA menambahkan bahwa kebocoran Nord Stream tidak ada artinya jika dibandingkan dengan 80 juta ton yang dipancarkan setiap tahun oleh industri minyak dan gas. "Rilis terbaru kira-kira setara dengan satu setengah hari emisi metana global," kata badan antariksa itu. Penyebab kerusakan pipa tidak diketahui.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.