Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Kelebihan dan Kekurangan Baterai LFP Alias Lithium Ferro Phosphate: Siklusnya Panjang

Dengan karakteristik tertentu, baterai LFP atau LiFePO4 menawarkan sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan.

30 Januari 2024 | 18.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Mobil bertenaga listrik BYD seri Seal resmi di luncurkan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis, 18 Januari 2024. BYD Seal mengusung baterai BYD Blade Battey (LFP) dengan kapasitas 61,44 kWh untuk tipe Dynamic, sementara tipe Premium dan Performance mengusung baterai 82,56 kWh. Tipe Dynamic memiliki daya jangkau 510 km, Premium 650 km, dan Performance berdaya jangkau 580 km. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Baterai LFP, singkatan dari Lithium Ferro Phosphate, atau sering disebut sebagai salah satu jenis baterai lithium-ion yang telah menjadi sorotan dalam dunia teknologi energi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan karakteristik tertentu, baterai LFP atau LiFePO4 menawarkan sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan dan pengembangan teknologi baterai modern.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kelebihan baterai LiFePO4

1. Keamanan tinggi

Dikutip dari lifepo4-battery.com, LiFePO4 dikenal dengan keamanannya yang tinggi. Struktur kristal LiFePO4 memberikan kestabilan termal yang baik, mengurangi risiko panas berlebih atau bahkan kebakaran yang mungkin terjadi pada jenis baterai lain.

2. Siklus hidup panjang

Salah satu keunggulan utama dari baterai LiFePO4 adalah siklus hidup yang panjang. Baterai ini dapat menangani ribuan siklus pengisian dan pengosongan tanpa mengalami degradasi kinerja yang signifikan.

LiFePO4 memiliki siklus hidup 1.000-10.000 siklus. Litium besi fosfat memiliki laju pelepasan yang sangat baik dan degradasi yang lebih sedikit pada suhu tinggi. 

Karena fitur masa pakainya yang lebih lama, Anda dapat menggunakan baterai ini untuk berbagai aplikasi. Baterai LiFePO4 standar yang memenuhi syarat tetap memiliki DOD 80 persen hingga 2000 siklus pengosongan dan pengisian daya.

3. Daya keluar stabil

LiFePO4 memberikan daya keluar yang stabil selama pemakaian, membuatnya cocok untuk aplikasi yang memerlukan keluaran daya yang konsisten seperti kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi.

4. Ketersediaan fosfat

LiFePO4 menggunakan fosfat sebagai salah satu bahan utamanya, yang lebih melimpah dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan yang digunakan dalam beberapa jenis baterai lithium-ion lainnya.

5. Penyimpanan yang baik 

Baterai LiFePO4 dapat digunakan untuk berbagai aplikasi seperti mesin elektronik, militer, aplikasi medis, dan motor listrik. Untuk alternatif baterai yang murah, baterai ini bisa menjadi pilihan yang baik. 

Bahan kimia besi fosfat yang aman dan tidak adanya prosedur daur ulang membuat baterai ini lebih murah dibandingkan baterai LiPo dan Li-ion.

Selanjutnya: Kekurangan baterai LFP...

Kekurangan Baterai LiFePO4

1. Energi spesifik rendah

Meskipun memiliki siklus hidup yang panjang, baterai LFP memiliki energi spesifik yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan beberapa jenis baterai lithium-ion lainnya, seperti baterai lithium cobalt oxide (LiCoO2).

2. Harga relatif tinggi

Dikutip dari leaptrend.com, baterai LiFePO4 memiliki harga yang relatif tinggi dalam perbandingan dengan beberapa teknologi baterai lithium-ion lainnya.

Proses manufaktur dan penggunaan bahan berkualitas tinggi berkontribusi terhadap biaya yang lebih tinggi. Namun, penting untuk mempertimbangkan manfaat siklus hidup dan keselamatannya yang panjang ketika mengevaluasi efektivitas biaya secara keseluruhan.

3. Debit yang dalam dan kepadatan rendah

Kelemahan LiFePO4 yang terakhir  adalah debit yang dalam dan kepadatan yang rendah. Kekurangan ini membuat baterai ini tak cocok untuk perangkat kecil seperti ponsel pintar. Oleh karena itu, baterai LiFePO4 ini terutama digunakan pada LEV (kendaraan rendah emisi) dan sepeda listrik.

Sebelumnya, bos Tesla Elon Musk sempat membicarakan soal menggunakan baterai LFP untuk mobil listriknya. Dilansir dari Reuters pada April 2023, Elon Musk menyebut akan memperluas penggunaan baterai LFP agar mobil listriknya terjangkau.

Elon Musk telah memperjuangkan teknologi baterai LFP yang didominasi oleh pemasok di Cina. "Sebagian besar proyek elektrifikasi adalah sel berbasis besi," kata Elon Musk seperti dikutip Tempo dari Reuters, Selasa, 23 Januari 2024.

LFP saat ini digunakan Tesla pada truk listrik berat jarak pendek, yang disebut semi ringan. Tesla menyebut usulan mobil listrik kecilnya akan menggunakan baterai LFP berkapasitas 53 kilowatt-jam (kWh). Tesla menambahkan pihaknya juga akan menggunakan baterai LFP pada kendaraan ukuran menengahnya, yakni Model 3 dan Model Y.

Meski begitu, Tesla masih menggunakan baterai berbahan nikel untuk sebagian besar mobil listrik Model 3 dan Model Y yang dijual di Amerika Serikat. Elon Musk menyebut kelimpahan dan murahnya harga besi menjadi faktor utama mengatasi kelemahan yang menghambat adopsi sel LFP secara global.


KAKAK INDRA PURNAMA | ERWAN HARTAWAN
Pilihan editor: Baterai LFP Bisa Didaur Ulang, Pengamat: Tapi Tidak Ekonomis

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus