Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Kenapa Tabrakan ?

Dr. R.J. Goldacre, anggota Chester Beatly Research Institute di London menduga kecelakaan supertanker terjadi karena awaknya mengantuk. Mereka menghirup molekul hidrokarbon dari pipa yang bocor. (ling)

4 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH tanker lumpuh asap hitam mengepul ke langit dan laut sekitarnya dilapisi minyak yang makin meluas. Terlalu sering gambaran macam ini. Pekan lalu terjadi lagi: Beberapa mil di lepas pantai Tobago di kepulauan Karibian, dua supertanker bertabrakan. Atlantic Empess hampir patah dua dan terbakar, sedang Aegean Captain mengalami kebocoran yang gawat. Minyak yang tumpah ke laut satu saat meluas sejauh 20 km selebar 5 km mengancam pantai indah di pulau pariwisata sekitarnya. Tapi kenapa terjadi kecelakaan supertanker? Dengan peralatan navigasinya yang modern, awak kapal raksasa itu dianggap akan bisa mengemudikannya dengan selamat. Namun para ahli pernah mencoba menjawab pertanyaan tadi dalam suatu simposium di Inggeris. Menurut mereka, suatu zat mudah menguap yang berbentuk molekul ringan keluar bersama minyak yang tertumpah. Misalnya zat-zat parafin tingkat rendah, cycloparaffin, hidrokarbon aromatik dan fenol dengan rangkaian C5 - C12. Zat tersebut bekerja sebagai pembius terhadap jasad hidup yang terkena. Dalam percobaan dengan tikus, lalat dan udang laut, ia membuat mereka tertidur. Hidrokarbon berbentuk molekul ringan ini, pada manusia berefek seperti alkohol. Zat itu membuat orang menjadi gelisah, daya kendali diri berkurang, gembira dan pada akhirnya membuatnya mengantuk dan tertidur. Bila konsentrasi di udara pernafasan makin naik ia dapat menyebabkan kematian. Zat-zat hidrokarbon berbentuk molekul ringan itu ternyata juga banyak dijumpai bersama minyak mentah. Atas dasar itu, Dr. R.J. Goldacre, anggota Chester Beatly Research Institute di London, menduga bahwa kecelakaan supertanker bisa disebabkan oleh adanya kebocoran kecil pada pipa minyak yang belasan kilometer panjangnya dalam kapal raksasa itu. Dugaannya itu dimuat majalah kedokteran The Lancet, yang terbit di London awal Desember 1978. Kebocoran kecil yang tidak nyata itu, memungkinkan zat berbahaya tadi menyusup ke ruangan kerja awak kapal, tanpa mereka menyadarinya. Akibatnya, evaluasi dan interpretasi data yang bersangkutan dengan navigasi dan operasi tanker itu -- meskipun dihasilkan oleh komputer -- meleset dan salah penerapannya. Mungkin inilah yang menyebabkan tabrakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus