SEBUAH tanker lumpuh asap hitam mengepul ke langit dan laut
sekitarnya dilapisi minyak yang makin meluas. Terlalu sering
gambaran macam ini. Pekan lalu terjadi lagi: Beberapa mil di
lepas pantai Tobago di kepulauan Karibian, dua supertanker
bertabrakan. Atlantic Empess hampir patah dua dan terbakar,
sedang Aegean Captain mengalami kebocoran yang gawat. Minyak
yang tumpah ke laut satu saat meluas sejauh 20 km selebar 5 km
mengancam pantai indah di pulau pariwisata sekitarnya.
Tapi kenapa terjadi kecelakaan supertanker? Dengan peralatan
navigasinya yang modern, awak kapal raksasa itu dianggap akan
bisa mengemudikannya dengan selamat. Namun para ahli pernah
mencoba menjawab pertanyaan tadi dalam suatu simposium di
Inggeris.
Menurut mereka, suatu zat mudah menguap yang berbentuk molekul
ringan keluar bersama minyak yang tertumpah. Misalnya zat-zat
parafin tingkat rendah, cycloparaffin, hidrokarbon aromatik dan
fenol dengan rangkaian C5 - C12.
Zat tersebut bekerja sebagai pembius terhadap jasad hidup yang
terkena. Dalam percobaan dengan tikus, lalat dan udang laut, ia
membuat mereka tertidur.
Hidrokarbon berbentuk molekul ringan ini, pada manusia berefek
seperti alkohol. Zat itu membuat orang menjadi gelisah, daya
kendali diri berkurang, gembira dan pada akhirnya membuatnya
mengantuk dan tertidur. Bila konsentrasi di udara pernafasan
makin naik ia dapat menyebabkan kematian.
Zat-zat hidrokarbon berbentuk molekul ringan itu ternyata juga
banyak dijumpai bersama minyak mentah. Atas dasar itu, Dr. R.J.
Goldacre, anggota Chester Beatly Research Institute di
London, menduga bahwa kecelakaan supertanker bisa disebabkan
oleh adanya kebocoran kecil pada pipa minyak yang belasan
kilometer panjangnya dalam kapal raksasa itu.
Dugaannya itu dimuat majalah kedokteran The Lancet, yang terbit
di London awal Desember 1978. Kebocoran kecil yang tidak nyata
itu, memungkinkan zat berbahaya tadi menyusup ke ruangan kerja
awak kapal, tanpa mereka menyadarinya. Akibatnya, evaluasi dan
interpretasi data yang bersangkutan dengan navigasi dan operasi
tanker itu -- meskipun dihasilkan oleh komputer -- meleset dan
salah penerapannya. Mungkin inilah yang menyebabkan tabrakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini