Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa longsor mematikan di Pangalengan, Kabupaten Bandung, dinilai bertipe translasi luncuran. Ahli longsor Adrin Tohari mengatakan tanah meluncur pada bidang tanah yang rata, namun berlereng curam. “Biasanya dipicu oleh curah hujan dengan intensitas tinggi berdurasi pendek,” katanya kepada Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Kantor Pusat Riset Geoteknologi di Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) itu, faktor yang mengontrol longsoran jenis itu adalah kemiringan lereng dan ketebalan lapisan tanah. “Karena lereng bertipe planar dan juga curam, maka jalur luncurannya mengikuti arah kemiringan lereng,” ujarnya saat dikonfirmasi Ahad, 16 Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari foto dokumentasi lokasi kejadian, Adrin menduga tidak ada pepohonan di daerah mahkota longsoran. Akibatnya lereng bagian itu lebih rentan longsor dibandingkan area yang terdapat pepohonan. Kejadian serupa mengancam rumah-rumah terdekat lokasi kejadian. “Karena kemiringan lerengnya sama, akan ada potensi longsor di lereng sebelahnya yang dapat mengancam rumah-rumah di kaki lereng itu,” kata dia.
Menurutnya perlu ada kajian dari tenaga ahli untuk menentukan opsi terbaik. “Apakah relokasi warga atau mengubah tata guna lahan di bagian atas lereng,” ujar Adrin. Lereng perbukitan daerah Pangalengan, Kabupaten Bandung, menurutnya banyak digunakan sebagai lahan perkebunan seperti teh, juga sayuran semacam kentang, dan wortel.
Jenis tanaman sayuran itu, kata dia, memerlukan kondisi tanah yang gembur. Akibatnya juga kondisi lapisan tanah di permukaan mempermudah air hujan untuk masuk ke dalam lapisan tanah yang tebal sehingga proses penjenuhan tanah akan mudah terjadi. “Selain itu akar-akar tanaman ini tidak bisa memperkuat lapisan tanah yang tebal,” ujar Adrin.
Peristiwa longsor kebun kentang di Pangalengan, Kabupaten Bandung merenggut korban jiwa dan melukai beberapa warga. Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat, longsor itu terjadi Sabtu, 15 Januari 2022 pada pukul 16.00 WIB. Longsor terjadi setelah daerah itu diguyur hujan deras.
Lokasi longsor berada di Kampung Giriawas RT 03 RW 014 Desa Sukaluyu, Pangalengan, Kabupaten Bandung. Tanah yang longsor merupakan area kebun kentang yang berkontur miring. Ketinggian tanah yang longsor itu sekitar 30 meter dengan lebar 5 meter.
Dari dokumentasi foto dan video yang beredar di media sosial, jalur longsoran membentuk kelurusan garis. Tepat di bawah lerengnya, terdapat sebuah rumah permanen yang baru setengah jadi. Selain menghantam rumah itu, tanah longsoran itu juga merenggut korban jiwa dan melukai warga di sekitar tempat kejadian.
Dari laporan BPBD, seorang buruh harian lepas bernama Ucil, 35 tahun, meninggal dunia. Korban setelah berhasil dievakuasi dari lokasi longsor langsung dibawa ke rumah duka di Kampung Baru, Desa Margaluyu, Pangalengan.
Selain itu seorang buruh harian lepas lainnya, Hendra, 29 tahun, mengalami luka berat. Warga asal Garut itu segera dilarikan mobil warga ke Puskesmas Pangalengan. Sementara korban luka ringan berjumlah enam orang, terdiri dari seorang ibu rumah tangga, selebihnya buruh harian lepas. Mereka melakukan pengobatan sendiri di rumah.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.