Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Mengenal 7 Hewan Khas Papua yang Hampir Punah

Sementara itu, bagian barat bisa Anda sebut sebagai Irian Jaya Barat atau provinsi Papua Barat. Kekayaan hewan-hewannya sangat pelik untuk Anda temui

10 Juli 2023 | 11.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Burung Cendrawasih di Hutan Nonggou di Distrik Sausapor Papua Barat (dok. Kemenpar)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Papua adalah provinsi yang disebut sebagai tanah emas dengan kekayaan alamnya yang mengandung fauna-fauna cantik. Kata Papua berasal dari bahasa Melayu. Kata ini merepresentasikan fisik pribumi asli yang orang-orangnya berambut keriting.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada tahun 2004, Papua secara resmi dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia. Pada bagian timur, dinamakan Papua. Sementara itu, bagian barat bisa Anda sebut sebagai Irian Jaya Barat atau provinsi Papua Barat. Kekayaan hewan-hewannya sangat pelik untuk Anda temui di provinsi lain. 

1. Labi-Labi Moncong

Labi-labi moncong adalah hewan khas Papua. Hewan ini termasuk jenis kura-kura air tawar dengan cangkang lunak. Namun, labi-labi moncong omnivora berhidung seperti moncong babi. Kura-kura Papua ini sudah terancam punah akibat keunikan yang dimiliki. Untuk bertahan hidup, labi-labi moncong menyukai untuk berburu tikus, buah, dan banyak lagi.

2. Dingiso

Dingiso adalah hewan khas Papua yang dilindungi oleh Taman Nasional Lorentz Papua. Taman nasional ini berada pada pada ketinggian 3.200-4.400 mdpl. Dingiso disebut sebagai hewan endemik yang sakral dan sebagai leluhur suku Moni, Papua. Dingiso menyukai pepohonan sebagai tempat beristirahat dan bermain. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hewan Papua dingiso, ditemukan pertama kali oleh Dr Tim Flannery pada tahun 1994, kini termasuk hewan yang sudah langka. Hewan yang cukup besar ini sering dibandingkan dengan kanguru pohon dari cara berjalannya. Ia pun cukup besar dan tinggi hampir mencapai 1 meteran dengan berat rata-rat 14.5 kg.

3. Hiu Karpet Berbintik 

Hewan Papua yang memang memiliki kulit seperti motif karpet cokelat berbintik hitam ini termasuk hiu yang aman alias tidak agresif. Perkembangbiakan tubuh hiu karpet berbintik pun hanya mencapai rata-rata 46 cm. Jika Anda menyelam di perairan bawah Pulau Raja Ampat, maka hewan Papua ini bisa ditemui sedang melekat di terumbu-terumbu karang putih nan indah. Berbicara tentang spesiesnya, hiu karpet berbintik memiliki banyak spesies yang diantaranya sudah dinyatakan langka. Hiu Papua mampu bertahan hidup di perairan laut yang rendah oksigen dan aktif di malam hari.

4. Kuskus Waigeo

Habitat nyaman yang terancam oleh manusia dan kehadiran kuskus waigeo Papua yang banyak diburu membuat hewan kecil Pulau Waigeo ini dalam daftar merah. Kuskus Waigeo atau Kuskus Tutul Waigeo adalah hewan endemik mamalia spesies marsupial dari keluarga Phalangeridae. Jenis jantan maupun betinanya berwarba keputih-putihan dengan tutul hitam. Lalu, ekornya pun panjang. Pupil mata kuskus terdapat celah vertikal dan memiliki bola mata yang indah.

5. Kasuari Gelambir Tunggal

Kasuari Gelambir Tunggal disebut juga Kasuari Leher Emas (Casuarius Unappendiculatus) yang termasuk endemik asli Papua Utara. Burung ini sangat cantik dengan warna-warni bulunya. Tubuhnya didominasi hitam, tetapi pada bagian kepala hingga leher Anda akan dikejutkan dengan warna campuran oren, biru, kuning, atau tosca. Burung kasuari gelambir tunggal ini termasuk superorder paleognathae. Di mana ia lebih menyukai untuk hidup menyendiri. Sedangkan, akan berpasangan jika musim kawin tiba

6. Bondol Arfak

Bondol hewan Papua yang berupa burung kicau sudah diprediksi akan punah atau vulnerable (VU) akibat manusia. Bahkan, beberapa instansi pemerhati satwa unternasional seperti IUCN menyatakan bahwa bondol Papua tidak lebih dari 10 ribu ekor di alam liar. 

Bondol berhabitat asli di Gunung Arfak, Papua Barat. Lalu, menyebar di Semenanjung Vogelkop yang masih area Papua. Warna burung bondol didominasi oleh putih. Sedangkan, pada bagian kepala, tengkuk, paruh, dan tenggorokkan cenderung abu-abu. Bola matanya, rata-rata berwarna abu-abu juga dan warna-warna kombinasi lain di tubuh yang menjadi ciri khas Bondol Arfak Papua.

7. Burung Cendrawasih

Burung cantik titisan surga Papua, cendrawasih, memang banyak dijumpai di cagaralam pada wisata-wisata. Cendrawasih termasuk dalam kelompok hewan paradisaeidae dan Ordo Passeriformes. Di dalam alam liar, burung cendrawasih berhabitat asli di hutan-hutang pegunungan Pulau Papua, Selat Torres, Papua Nugini, dan bagian timur Australia. Secara resmi, UU Nomor 5 tahun 1990 dan PP Nomor 7 tahun 1999 melindungi burung titisan surga ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus