Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seisme adalah istilah lain untuk gempa bumi. Seisme merupakan salah satu hasil dari proses tenaga endogen yang membentuk relief permukaan bumi daratan dan lautan. Selain seisme, proses endogen juga dibedakan menjadi tektonisme dan vulkanisme.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan buku Modul Pembelajaran SMA Geografi Kelas X oleh Agus Pratomo, ketiga tenaga tersebut sebenarnya merupakan rangkaian proses alamiah yang saling berhubungan satu sama lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketiga proses tersebut dapat dijelaskan oleh salah satu teori dinamika Bumi yang dikenal dengan Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonic Theory).
Definisi Seisme
Gempa bumi atau seisme adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi, yang disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi (kerak bumi). Getaran seisme terjadi akibat dari pelepasan energi secara tiba-tiba, yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi, sehingga menyebabkan gelombang seismik.
Mengutip dari laman BPBD Banda Aceh, gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api. Gempa bumi ini diukur dengan menggunakan alat seismometer.
Sementara frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang dialami selama periode waktu tertentu.
Penyebab Seisme
Seisme terjadi karena adanya pergerakan pada lempeng bumi. Pergerakan itu tentu tidak terjadi begitu saja, melainkan karena adanya suatu tenaga yang berasal dari dalam bumi yang disebut sebagai tenaga geologi. Tenaga ini terbagi dalam dua macam, yakni tenaga endogen dan tenaga eksogen.
Tenaga endogen melibatkan dinamika di dalam litosfer, termasuk proses fisika dan kimia seperti tekanan pada batuan litosfer atau aktivitas magma.
Proses endogen ini mencakup tiga kategori utama, yaitu tektonisme (pergeseran lempeng bumi), vulkanisme (aktivitas gunung berapi), dan seisme (gempa bumi).
Jenis-Jenis Seisme
Seisme atau gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu berdasarkan penyebabnya, bentuk, kedalaman, dan jarak episentrumnya, serta letak pusat gempa. Adapun jenis-jenis seisme adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Penyebabnya
- Gempa bumi runtuhan (Fall Earthquake). Gempa ini terjadi akibat runtuhnya material seperti batu besar di lereng gunung atau gua besar. Dampak getarannya terbatas pada area kecil dan sering kali tidak begitu terasa.
- Gempa bumi vulkanik (Volcanic Earthquake). Disebabkan oleh aktivitas vulkanik. Biasanya, gempa vulkanik terjadi sebelum atau bersamaan dengan letusan gunung api. Getarannya lebih kuat dibandingkan gempa runtuhan dan dapat dirasakan di wilayah yang lebih luas.
- Gempa bumi tektonik (Tectonic Earthquake). Terjadi akibat aktivitas tektonik, yakni pergeseran lempeng di bawah permukaan bumi. Hal ini terjadi saat dua lempeng tektonik bertabrakan, terpisah, atau saling bergerak. Kekuatan yang besar pada gempa ini bisa menyebabkan kerusakan bangunan, longsor, hingga tsunami.
Berdasarkan Bentuk Episentrum
- Gempa linear, yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk garis. Gempa tektonik merupakan gempa linear. Salah satu akibat tektonisme adalah patahan.
- Gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya berupa titik. Gunung api pada erupsi sentral adalah sebuah titik letusan, demikian juga runtuhan retak bumi.
Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
- Gempa dangkal. Gempa dengan hiposentrum yang terletak pada kedalaman kurang dari 100 km di bawah permukaan bumi.
- Gempa menengah. Kedalaman hiposentrum gempanya antara 100 km-300 km di bawah permukaan bumi.
Berdasarkan Jarak Episentrum
- Gempa setempat, berjarak kurang dari 10.000 km.
- Gempa jauh, berjarak 10.000 km.
- Gempa jauh sekali, berjarak lebih dari 10.000 km.
Berdasarkan Letak Pusat Gempa
- Gempa laut, terjadi jika letak episentrumnya terletak di dasar laut atau dapat pula dikatakan episentrumnya terletak di permukaan laut. Gempa ini terjadi karena getaran permukaan dirambatkan di permukaan laut bersamaan dengan yang dirambatkan pada permukaan bumi di dasar laut.
- Gempa darat, terjadi jika episentrumnya berada di daratan.
Pilihan Editor: Badan Geologi Ingatkan Risiko Letusan Freatik di Gunung Slamet, Bisa Picu Gempa Dangkal Hingga Erupsi