Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Pohon Ulin Tambah Koleksi Tumbuhan Langka di Taman Biodiversitas di Kalimantan

Populasi jenis pohon ulin disebutkan sudah semakin langka di alam akibat eksploitasi yang dilakukan secara besar-besaran di masa lalu.

25 Januari 2023 | 20.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Amalia Rezeki menanam bibit pohon ulin di Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis Lembah Bukit Manjai, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Selasa 24 Januari 2023. Pohon ulin disebutkan sudah semakin langka di alam di Indonesia. (ANTARA/Firman)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Martapura - Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis di Lembah Bukit Manjai, Mandiangin Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, akan melestarikan pohon ulin. Populasi jenis pohon ini sudah semakin langka di alam akibat eksploitasi yang dilakukan secara besar-besaran di masa lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Penanaman kembali bibit pohon ulin dengan rata-rata ukuran 100 hingga 150 sentimeter," kata Ferry F. Hoesain, pengelola Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis di Martapura, Selasa 24 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bibit pohon ulin didapat pengelola dari Botanical Private Garden milik Chendrawan Sugianto, seorang pegiat konservasi pohon langka di Banjarmasin. Dalam penanaman kembali, Ferry menambahkan, akan lebih mengutamakan capaian kualitas pertumbuhan pohon daripada kuantitas.

Amalia Rezeki, pendiri Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis Lembah Bukit Manjai, mengatakan pohon ulin akan menambah koleksi tumbuhan langka di lokasi itu, yang menjadi sarana edukasi serta penelitian tentang keragaman hayati hutan hujan tropis di Kalimantan Selatan. Dijelaskan ahli biologi konservasi dari Universitas Lambung Mangkurat itu, pohon ulin memiliki keragaman morfologi yang sangat tinggi berdasarkan sifat-sifat vegetatif maupun generatifnya.

Pohon asli Indonesia yang digolongkan ke dalam suku Lauraceae ini dapat tumbuh tinggi mencapai 35 meter, dengan diameter batang 60 hingga 120 sentimeter. Menurut Amalia, pohon ulin memiliki banyak manfaat bagi ekosistem hutan antara lain penyedia oksigen dan penyerap karbon layaknya pohon tropis lainnya.

"Struktur akar ulin yang kuat memastikan siklus hidrologis air di pegunungan terjaga," katanya.

Amalia mengutip studi di jurnal Systematic Reviews in Pharmacy 2021 bahwa kulit batang, daun, dan biji kayu ulin dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit: diabetes, agen anti-inflamasi, agen antimikroba, dan agen pemutih.

Di jurnal Biologi Tropis ditunjukkan daun ulin yang diekstraksi menggunakan metanol mampu menghambar pertumbuhan bakteri patogen seperti Enterococcus faecalis, Staphylococcus aureus, dan Salmonella typhi. "Hal ini karena adanya kandungan senyawa kimia seperti alkaloid, flavonoid, triterpenoid, tanin, dan saponin dalam ekstrak kayu pohon ulin."

 


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus