Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Angin kencang dan hujan badai melanda sejumlah wilayah di Jawa bagian barat, seperti Jabodetabek, Bandung, dan kota lainnya pada Sabtu, 5 Maret 2022, pukul 11.00–15.00 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut peneliti klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, kejadian serupa berpotensi terulang selama dua-tiga hari ke depan. Kecepatan anginnya hingga 18 meter per detik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Erma, angin kencang itu disertai dengan pertumbuhan sel-sel konvektif yang sangat cepat di atas Pulau Jawa. Penyebabnya, yaitu intrusi kelembangan, angin, dan klaster awan konvektif dari Samudera Hindia yang sangat massif menuju wilayah Jawa bagian barat. “Perluasan awan konvektif itu terbentuk sejak pukul 11.00 WIB di kawasan pesisir barat Banten,” katanya lewat keterangan tertulis, Ahad, 6 Maret 2022.
Angin kencang yang melanda sejumlah wilayah dengan kecepatan hingga 18 meter per detik itu tidak hanya bersifat lokal dan dipengaruhi oleh aktivitas konvektif semata, namun dipicu oleh pola sirkulasi pada skala yang lebih luas. Pola sirkulasi yang lebih luas itu, menurutnya, berkaitan dengan aktivitas gelombang atmosfer ekuator dengan jenis Mixed-Rossby Gravity Wave (MRG).
Polanya dapat diidentifikasi dari pola kelembapan yang menyerupai bentuk tapal kuda di barat Indonesia. Berdasarkan data dari GNSS for Atmospheric Observation and Tracking the Climate Change (GATOTKACA), wilayahnya meliputi Jawa, Kalimantan, dan Laut Cina Selatan.
Erma mengatakan angin kencang yang terjadi pada Sabtu 5 Maret 2022 berpotensi berulang pada dua-tiga hari mendatang karena bersifat sustain atau bertahan dalam hal pola diurnal, yaitu penguatan angin terjadi pada siang hari menjelang pukul 12.00 WIB hingga sore hari pukul 16.00 WIB. Kondisi itu terpantau dari data Satellite-based Disaster Early Warning System (SADEWA) yang dikembangkan oleh Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, BRIN.
Angin kencang ini, menurutnya, bersifat menetap karena mengikuti pola aliran panjang dan sempit yang menyerupai suatu semburan atau jet, sehingga dalam meteorologi dikenal dengan istilah jet stream. Angin kencang yang terjadi di sebagian besar Jawa bagian barat merupakan bagian dari jet permukaan yang terbentuk dari barat daya Samudera Hindia menuju Selat Sunda, sebagian pesisir barat Banten, dan sebagian Jabodetabek.
Karena mengalami penyempitan di atas Selat Sunda, maka angin jet tersebut mengalami penambahan kecepatan sehingga semburannya bisa mencapai wilayah dengan radius yang jauh hingga ke utara Laut Jawa. “Kondisi inilah yang menyebabkan sebagian besar Jawa bagian barat mengalami angin kencang selama beberapa hari belakangan ini,” kata Erma.
Baca:
Angin Kencang Dipengaruhi Awan Konvektif dan Perubahan Cepat Tekanan Udara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.