Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Radar BPPT Kuatkan Prediksi Cuaca Hujan Lebat di Jabodetabek Sampai Jumat

Prediksi cuaca hujan lebat telah terbukti sepanjang akhir pekan kemarin.

8 Desember 2020 | 05.50 WIB

Warga berada di dalam rumahnya yang terendam banjir di Desa Keusik, Lebak, Banten, Kamis 3 Desember 2020. Banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Cimoyan akibat curah hujan tinggi sejak malam hari mengakibatkan puluhan rumah di daerah tersebut terendam banjir. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Perbesar
Warga berada di dalam rumahnya yang terendam banjir di Desa Keusik, Lebak, Banten, Kamis 3 Desember 2020. Banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Cimoyan akibat curah hujan tinggi sejak malam hari mengakibatkan puluhan rumah di daerah tersebut terendam banjir. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Munculnya pusat tekanan rendah di selatan Pulau Jawa bagian barat, merupakan faktor dominan penyebab hujan lebat yang terjadi di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya sepanjang Minggu 6 Desember 2020. Pusat tekanan rendah ini menyebabkan adanya konvergensi sehingga terjadi penumpukan massa udara di sekitar Pulau Jawa bagian barat. Kondisi tersebut diprediksi akan terjadi hingga empat hari mendatang, atau Jumat 11 Desember 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Jika low pressure area bergerak terus ke arah timur, dampaknya bisa terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kecuali terjadi pergerakan ke arah tenggara menjauhi Pulau Jawa, maka dampaknya bisa akan berkurang,” kata Jon Arifian, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta, Senin 7 Desember 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, perbedaan suhu muka laut antara wilayah Samudra Pasifik bagian timur dan barat mengindikasikan adanya fenomena La Nina sehingga hujan akan lebih intensif terjadi dibandingkan kondisi normal. “Faktor-faktor lain seperti Maden Julian Oscilation (MJO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) juga memperbesar potensi hujan di Indonesia walaupun tidak begitu signifikan," kata Jon Arifian.

Seperti diketahui, pada akhir pekan pertama Desember 2020, wilayah Jabodetabek dan sekitarnya diguyur hujan hampir sepanjang hari dan merata. Hal ini terpantau oleh observasi Mobile Radar BBTMC-BPPT yang dioperasikan di Kawasan Puspiptek Serpong sejak dua bulan yang lalu. “Mobile radar BBTMC-BPPT memiliki radius jangkauan mencapai 50 kilometer sengaja dioperasikan sejak Oktober 2020 untuk mengamati kejadian hujan di wilayah Jabodetabek,” kata Jon.

Menurutnya, BBTMC mengembangkan sistem pemantauan cuaca menggunakan radar cuaca untuk kepentingan operasional layanan teknologi modifikasi cuaca untuk memitigasi bencana hidrometeorologi, khususnya di wilayah Jabodetabek. Dari keluaran sistem itu pula bisa diprediksi kalau kejadian hujan di wilayah Jabodetabek masih akan berlangsung hingga sekitar empat hari ke depan.

Prediksi itu serupa dengan yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sehari sebelumnya. Selain pemantauan terhadap bibit badai siklon tropis di Samudera Hindia di selatan Banten, BMKG juga menyebut beberapa faktor seperti dinamika atmosfer yang tidak stabil sebagai penyebab tingginya intensitas hujan di wilayah Indonesia 5-11 Desember.

Faktor-faktor itu seperti aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia. “Adanya pusaran angin atau sirkulasi siklonik yang terpantau di beberapa tempat,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto lewat keterangan tertulis, Minggu 6 Desember 2020.

Peneliti cuaca dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Erma Yulihastin memberi catatan khusus atas bibit siklon tropis 96S. Bibit siklon itu disebutnya terbentuk sangat dekat dengan wilayah di pesisir barat daya dan selatan Jawa bagian barat termasuk Banten sejak Sabtu, 5 Desember 2020.

Menurutnya, bibit siklon itulah yang telah memicu hujan dinihari dengan intensitas sedang hingga tinggi di sejumlah wilayah di Jawa bagian barat seperti Depok dan Bogor beberapa hari terakhis. Sama sepertti prediksi BMKG dan belakanan BBTMC, hujan intensitas sedang hingga tinggi itu disebutnya cenderung persisten terbentuk sepanjang hari bahkan berhari-hari di sejumlah wilayah di Pulau Jawa, dari barat hingga ke timur.

"Penyebabnya adalah pergerakan bibit badai siklon tropis atau disebut juga dengan Tropical Cyclone (TC) 96S yang terjadi secara zonal atau membujur dari barat ke timur," katanya lewat keterangan tertulis, Minggu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus