Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Rentetan Gempa Guncang Pulau Sumba dari Sumber Tak Dikenal

Rentetan tiga gempa di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu 8 Agustus 2020, masih menyisakan misteri sumber penyebabnya.

9 Agustus 2020 | 13.10 WIB

Ilustrasi gempa. geo.tv
Perbesar
Ilustrasi gempa. geo.tv

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Rentetan tiga gempa di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu 8 Agustus 2020, masih menyisakan misteri sumber penyebabnya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG yang merekam dan mengukur kejadian gempa-gempa itu belum pernah mengidentifikasi sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Sumber gempa sesar aktif ini belum dikenali dan belum terpetakan dalam peta tektonik,” kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Ahad 9 Agustus 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiga gempa itu hanya disebutnya bagian dari susulan atas gempa pada Rabu 5 Agustus lalu pada pukul 15.27.12 WIB yang berkekuatan 5,5 Magnitudo. Gempa saat itu terasa hampir di seluruh Pulau Sumba seperti di Tambolaka, Waikabubak, Waingapu, dan Waitabula serta Bima di Nusa Tenggara Barat.

Tercatat hingga Minggu pagi 9 Agustus 2020, total  gempa susulan (aftershocks) yang terjadi sudah 217 kali. Rinciannya selama lima hari mulai Rabu terjadi 46 gempa, kemudian Kamis (37), Jumat (15), Sabtu (82), dan sampai Ahad pagi sebanyak 37 gempa. Sebanyak enam dari seluruh gempa itu dirasakan oleh masyarakat.

“Klaster distribusi atau sebaran seismisitas gempa susulan ini terkonsentrasi di lepas Pantai Ratenggaro, Sumba barat daya,” ujar Daryono.

Rentetan tiga lindu pada Sabtu termasuk yang kuat dirasakan. Guncangan paling kuat di daerah Tambolaka yang mencapai skala intensitas IV MMI. Guncangannya dirasakan oleh orang banyak hingga beberapa warga sempat berhamburan ke luar rumah.

Sementara itu warga di Waingapu, dan Waikabubak juga merasakan guncangan kuat mencapai skala intensitas III-IV MMI. Adapun di Labuan Bajo, Bima, dan Dompu guncangannya mencapai skala intensitas III MMI yang dirasakan seakan ada truk lewat.

Gempa pertama pada Sabtu 8 Agustus 2020 itu bermagnitudo 5,0 pada pukul 17.17.52 WIB dengan episenter pada koordinat 9,74 LS, 119,07 BT berkedalaman 10 kilometer. Gempa kedua bermagnitudo 5,5 pada pukul 17.23.32 WIB dengan episenter pada koordinat 9,94 LS, 119,02 BT juga dari kedalaman 10 kilometer.

Selanjutnya, gempa ketiga juga bermagnitudo 5,5 pada pukul 17.45.51 WIB, pusatnya di koordinat 9,90 LS, 119,01 BT dengan kedalaman 10 kilometer. Ketiga episenter gempa itu, menurut Daryono, terletak di laut  pada arah barat daya Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan lokasi pusat gempa dan kedalamannya, gempa yang terjadi tergolong dangkal. “Akibat aktivitas sesar atau patahan lokal di dasar laut,” kata Daryono. Hasil analisis mekanisme sumber ketiga gempa tersebut menunjukkan pergerakan penyesaran turun (normal fault).

Namun masalahnya sumber gempa itu selama ini belum teridentifikasi sekalipun wilayah Sumba dan sekitarnya telah dikenali merupakan daerah rawan gempa. “Upaya identifikasi dan memetakan sumber gempa sesar aktif baik di darat dan di dasar laut sangat penting dilakukan sebagai acuan mitigasi bencana gempabumi dan tsunami,” ujarnya.

Sejauh ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa-gempa tersebut. Sementara hasil pemodelan yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa dari laut itu tidak berpotensi tsunami.

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus