Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

lingkungan

Tak Mungkin Hidup Berdampingan

Polusi udara dicimuncang, bandung, berasal dari pabrik-pabrik disekitarnya dan laporan tentang polusi sudah ditangan yang berwajib. (ling)

31 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LETAK Kampung Cimuncang di desa Padasuka, Bandung Timur. Dari Jl. Jen. A. Yani, belok ke kiri ke jalan yang belum beraspal, kira-kira 300 meter ke dalam. Sebelum tiba di sana, pengunjung akan memotong sebuah jalan raya besar (lebar 30 m) yang sedang dirampungkan. Jalan ini paralel dengan Jl. A. Yani. Mungkin akan dijadikan semacam by-pass. Di kedua sisi jalan banyak pabrik-pabrik yang terdiri dari pabrik tekstil, celup dan sebagainya. Memotong by-pass tersebut kira-kira 100 meter pengunjung akan menemui pabrik Ewindo di sebelah kanan. Kira-kira 1 hektar luasnya. Di depan Ewindo ada sebuah bangunan sederhana seperti pos hansip. "Balai Desa Kampung Cimuencang." begitu merek yang terpampang. Dari batas inilah Kampung yang beranggotakan lebih kurang 400 Ir.K dengan 1.800 jiwa bermukim. Jadi letak pabrik nyaris berdampingan dengan rumah-rumah rakyat di kedua sisi Jl. Cimuncang andaikata tak ada sejalur sawah yang menengahi. Uhi, 47 tahun, penduduk asli Cimuencang mengatakan pada Lukman Setiawan dari TEMPO bahwa yang dituntut rakyat adalah "keadilan bagi kedua pihak. "Di satu pihak agar pembangunan bisa berlangsung terus, tapi di lain pihak jangan sampai menimbulkan bahaya bagi rakyat. Uhi yang berpencarian dengan industri rumah-tangga kecil-kecilan bercerita tentang asal mula pengotoran udara itu: "Pada permulaan tahun 70-an, seingat saya, pembangunan dimulai dengan pabrik kabel ikatsu. Waktu itu pengotoran rasanya belum menggangu. Tapi kemudian setelah Nikatsu jadi Ewindo antara tahutl 1974-1975, pengotoran udara mulai tercium hidung." "Rakyat Kampung mulai merasakan tiadanya manfaat pembamgunan pabrik yang kotorannya dapat mengganggu kesehatan. Harapan bahwa adanya pabrik di situ dapat membantu soal pengairan (untuk minum lewat sumur artesis) dan perbaikan selokan, tidak juga kesampaian." "Toleransi rakyat berlangsung terus meskipun protes kepada 20 instansi telah disampaikan Pemerintah menginstruksikan kepada pihak Ewindo sampai dengan 5 Oktober sarana untuk menertibkan polusi sudah harus terlaksana. Tapi nyatanya tidak dihiraukan. Karena baunya tetap masih terasa." Lalu Uhi mengajak meninjau kampung. Menyusuri jalan becekyang beralaskan batu, kampung Cimuencang kelihatannya subur, tenteram dan rukun. Sebuah sumber air di pinggir sawah dimanfaatkan secara gotong-royong. "Maklum pengaruh musim kering masih terasa," kata Uhi. Tapi belum lagi ia sempat melanjutkan kalimatnya, hembusan angin mengiringi bau yang mengganggu hidung. Lebih-lebih bagi orang asing. Rasanya seperti bau cat duko mobil bercampur dengan obat nyamuk Raid. Pada waktu bau itu tercium, tak segumpal pun asap keluar dari cerobong pabrik. Hanya sedikit suara deru mesin terdengar. Harap Sabar, Rakyat Uhi mengatakan bahwa 'para anggota DPRD telah pula meninjau. Juga para mahasiswa Bandung sudah menaruh perhatian. Laporan lengkap tentang polusi di Kampung Cimuencang pendeknya sudah di tangan yang berwajib. Dalam peninjauan terakhir 16 Desember yang lalu, Pemerintah minta lagi toleransi rakyat setempat untuk bersabar sampai Maret 1978. Pada waktu itu diharapkan semua sarana penawar polusi sudah harus bekerja. "Dengan pihak Pemerintah memang sudah tercapai penyelesaian bersyarat tapi bagi rakyat di sini tidak bisa ditolerir lagi. Sebab tuntutan kita sederhana: kurangi saja bau yang mengganggu hidung, beres. Rasanya sukar untuk menunggu 3 bulan lagi kalau baunya tidak berkurang. Kalau kita mau menuruti hati nurani saja, kita sudah memutuskan tak perlu pabrik Ewindo. Hilangkan saja!" Tapi nampaknya Desa Padasuka dan sekitarnya sulit mempertahankan lingkungan kedesaannya bila jalan besar (by-pass) di situ rampung. Jalan ini tak salah lagi dimaksudkan untuk melancarkan lalu-lintas yang makin padat di Jl. Jen. A. Yani, di samping tentunya berfungsi bagi pabrik di sekitarnya. "Sungguh," kata Uhi yang nampaknya sadar akan Isngikungan sehat, "tak mungkin hidup berdampingan secara damai dengan pabrik seperti Ewindo itu."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus