Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Indramayu - Tim peneliti arkeologi menemukan bangunan di situs Candi Dingkel di Desa Sambimaya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sudah termasuk bangunan tahan gempa. Ini seperti yang juga sudah diketahui di beberapa situs candi lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sifat tahan gempa situs Candi Dingkel menunjuk kepada temuan pecahan bata halus setebal 10 sentimeter yang mengelilingi candi. Fungsinya diduga sebagai peredam guncangan gempa. "Artinya, kala itu sudah memikirkan dampak dari bangunan yang didirikan di kawasan rawan bencana," kata Ketua Tim Penelitian Arkeologi Situs Sambimaya, Indramayu, Nanang Saptono, Jumat 4 Juni 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Nanang, lapisan penahan gempa ini juga ditemukan di situs arkeologi lainnya di Indonesia seperti kompleks Candi Batujaya di Kabupaten Karawang dan Candi Prambanan di Jawa Tengah. "Kalau di Prambanan menggunakan kerikil, sedang di Batujaya sama dengan di Sambimaya ini menggunakan pecahan bata merah," ujarnya.
Arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten, Sony Prasetiya Wibawa, menerangkan progres ekskavasi di situs candi tersebut. Menurutnya, tim sudah dapat menemukan dinding struktur bangunan, sudut struktur bangunan, lantai bangunan berundak, dan pecahan gerabah.
Soni berharap dengan temuan tersebut, dapat terungkap bangunan atau candi apa yang ada di areal persawahan di blok dingkel Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. "Bisa jadi ini kompleks permukiman di mana ada areal sakral. Masih memerlukan penelusuran mendalam," katanya sambil menambahkan penelitian atau ekskavasi dilakukan tim cagar budaya yang terdiri dari Balai Arkeologi Jawa Barat, Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, dan Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Indramayu.