Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Newsletter

CekFakta #265 Was-was Sindikat Perdagangan Orang di Balik Penipuan dan Judi Online

Was-was Sindikat Perdagangan Orang di Balik Penipuan dan Judi Online

21 Juni 2024 | 19.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Judi Online (Tempo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penipuan (scam) dan judi online sungguh kian meresahkan. Begitu banyak kisah pilu para korban–bahkan dari orang-orang terdekat kita–yang nasibnya terpuruk. Selain kerugian secara finansial, penipuan dan judi online merusak kesehatan mental dan rasa aman masyarakat yang mengalaminya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, tahukah Anda bahwa para pelaku penipuan dan judi online sejatinya juga korban dari perbudakan modern lantaran secara ilegal dipekerjakan tanpa bayaran di Myanmar, Kamboja, dan negara ASEAN lainnya? Para penipu ini menjalankan ratusan akun untuk merayu para korban di balik ruangan sempit selama lebih dari 14 jam, di bawah ancaman setruman, dan tanpa istirahat. Bagaimana modus operandinya?

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Prebunking Judol part 1

Was-was Sindikat Perdagangan Orang di Balik Penipuan dan Judi Online

Korban penipuan (scam) dan judi online tidak cukup didefinisikan sebagai seseorang yang menjadi objek dari penipuan semata. Sebab sosok-sosok yang menjadi admin akun penjerat ini juga korban kejahatan. Kejahatan transnasional itu melibatkan eksploitasi manusia melalui berbagai metode; seperti pemaksaan, penipuan, atau ancaman, juga termasuk sebagai Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Menurut catatan Satgas TPPO Polri, modus yang dilakukan oleh tersangka yakni iming-iming menjadikan korban sebagai Pekerja Migran Legal (PMI)/ Pembantu Rumah Tangga (PRT). Ada pula modus membuat korban menjadi Anak Buah Kapal (ABK) dan Pekerja Seks Komersial (PSK). Bahkan ada modus eksploitasi anak.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, kejahatan TPPO kini juga menunggangi teknologi. Mulai fase eksploitasi sejak iklan perekrutan pekerja, meyakinkan bahwa pekerjaannya bergaji tinggi, hingga menerapkan standar metode untuk menjerat calon mangsa berikutnya. 

Contohnya di Kamboja. Dilansir BBC, sindikat penipuan judi online sudah terjadi di sana selama tujuh tahun terakhir. Mereka menargetkan orang-orang dari negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, yang membutuhkan pekerjaan. Para WNI yang direkrut itu, kemudian dipindahtangankan dari satu negara ke negara lain, dari satu perusahaan ke perusahaan lain untuk menjadi admin di balik akun-akun penipuan dan judi online.

Tim Cek Fakta Tempo menemui salah satu admin yang berhasil lolos dari sindikat bisnis penipuan dan judi online ini di Surabaya. Kamis lalu, ia berani melaporkan dua perekrutnya yang berasal Madura dan Blitar berdomisili di Malaysia, ke Polda Jawa Timur

Pria asal Blitar ini diperdagangkan ke sebuah tempat eks kasino di perbatasan Kamboja-Thailand sebagai scammer yang dipaksa menipu target lewat berbagai media sosial. Dalam sehari, dia harus memenuhi target berupa membuat akun-akun palsu dan menjalin komunikasi dengan calon mangsa. “Sehari kerja 14 jam lebih, istirahat cuma untuk makan. Kalau ketahuan mengantuk, pengawas yang berdiri di belakang akan menyetrum,” ujarnya. 

Dari berbagai kisah para admin korban perdagangan orang lainnya dan pria Blitar itu, Cek Fakta Tempo merangkum modus operandi sindikat penipuan dan judi online Asia Tenggara tersebut:

  1. Admin penipuan dan judi online diinstruksikan membuat akun palsu dengan mencuri dari akun selebgram atau warganet biasa. Untuk itu, kita harus selalu mengecek keaslian akun manapun yang berinteraksi dengan kita terlebih dahulu. Caranya ialah dengan kroscek dan melakukan pencarian terbalik menggunakan Google Reverse Image atau cara lain apabila tampak seperti buatan AI. Anda bisa baca tipsnya di nawala edisi ini.
  2. Setelah membuat akun palsu, mereka diminta mendekati mangsa seolah-olah tulus menjalin pertemanan dunia maya. Misalnya, dengan membalas dari story atau postingan yang dibuat, “Wah, mobilmu bagus ya, aku juga suka mobil seperti itu,” atau “Hewan peliharaanmu lucu sekali, aku boleh tahu namanya nggak?”
  3. Semakin lama berinteraksi, para admin penipu akan mencoba mendapatkan data-data pribadi seperti nama asli, tanggal lahir, pekerjaan, umur, nomor telepon, dan lain-lain. Nantinya, data-data ini akan dikembangkan lagi agar skenario penjeratan korban bisa mulus. Tindakan ini disebut social engineering atau rekayasa sosial, yakni manipulasi psikologis seseorang untuk menguak informasi rahasia.
  4. Usai mengumpulkan informasi-informasi pribadi, para admin secara perlahan dan meyakinkan mengajak investasi abal-abal, misalnya cryptocurrency. Sebagian lagi menggunakan taktik love scamming (penipuan asmara). Kita seolah-olah sedang menjalin asmara dengan sosok pasangan idaman, tapi ujung-ujungnya dirayu agar kita mengirimkan sejumlah uang. Kita perlu waspada ketika berteman dengan akun asing. Jangan pernah memberikan data-data pribadi.

Penipuan–dalam bentuk apapun–selalu berupaya mengaduk-aduk alias memanipulasi emosi Anda. Maka, jangan ragu berbagi keresahan atau kecurigaan dengan orang-orang sekitar kita agar tak terpedaya. Termasuk bertanya melalui chatbot Cek Fakta Tempo mengenai kebenaran suatu informasi.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Starbucks Ganti Brand Demi Hindari Boikot Produk Israel?

Sebuah foto diunggah akun pengguna media sosial Meta, Thread, dengan narasi Starbucks mengganti nama jenama (brand) menjadi Vista Coffee karena tidak tahan dengan boikot produk Israel. Dalam keterangan unggahan, si pengunggah menuliskan: Starbucks melakukan penggantian nama brand menjadi Vista Coffe? Kog bisa? apakah karena boycott yg dilakukan sekelompok massa pro Palestina?Sebagian orang berpendapat bahwa penggantian brand tsb, karena imbas boycot?

| Hasil Pemeriksaan fakta

Tempo memeriksa foto yang digunakan dalam unggahan Thread tersebut. Foto yang menjadi ilustrasi unggahan itu identik dengan foto yang diunggah oleh akun Instagram Khas Muslim, berikut tulisan “Waduh! Tidak tahan dengan boikot, Starbucks ganti nama jadi Vista Coffee”. Disebutkan bahwa lokasinya di Starbucks, Bandara Dublin, Irlandia. Faktanya, pihak bandara menjelaskan bahwa Vista Coffee hanyalah merek sementara, sebelum brand lokal baru akan menempati gerai tersebut secara permanen pada Maret 2024. Melalui situs web resmi Bandara Dublin, pergantian nama itu dilakukan karena kontrak Starbucks telah habis pada Desember 2023 lalu.

Waktunya Trivia!

Benarkah Video yang Diklaim Kompas TV Tayangkan Investigasi Situs Judi Slot Online A200M?

Sebuah video dengan klaim bahwa Kompas TV menayangkan investigasi tentang situs judi slot online A200M disebarkan oleh sejumlah akun di Facebook. Video itu terdiri dari beberapa video yang digabung dengan pembuka seorang presenter Kompas TV. Isi video itu seolah-olah Kompas TV mengungkap seorang admin situs judi online (judol) A200M dalam wajah bertopeng. Pria dalam topeng itu mengatakan bahwa lewat A200M kemenangan dan kekalahan bisa diatur. 

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki beragam isu. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus