Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak meletus pada 7 Oktober 2023, perang terkini antara Israel dan Hamas di Palestina belum juga mereda. Di sisi lain, warganet di Indonesia terpapar citra Rusia sebagai “Pro-Palestina”. Kesan itu melengkapi narasi Rusia sebagai “sahabat umat Muslim”. Namun tahukah Anda apa motif di balik pencitraan terstruktur Rusia itu?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo
Dua Wajah Rusia, Berpura-pura Pro-Palestina
Propaganda bukan lagi mainan baru bagi Rusia. Misalnya, sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 silam, hoaks seputar perang itu menyeberang jauh hingga Nusantara. Kabar-kabar bohong itu sengaja dibuat dan diekspor ke Indonesia dengan menambahkan konteks lokal untuk meraih simpati dari Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Memanfaatkan gambaran kedekatan Rusia dengan Islam, pasukan siber Rusia menyebar narasi mulai dari “Vladimir Putin masuk Islam” sampai “Putin akan invasi Israel karena menyerang Masjidil Aqsha”.
Strategi serupa diterapkan Rusia pada perang Israel-Hamas. Rusia juga menunggangi perang ini untuk menyebarkan narasi pro-Rusia di Indonesia. Rusia mengutamakan YouTube sebagai platform penyebaran narasi itu. Indonesia jadi sasaran penyebaran narasi tersebut karena negara ini merupakan wilayah berpenduduk mayoritas Muslim terbesar kedua di dunia dan secara historis mendukung Palestina.
Tujuan penyebaran narasi itu adalah untuk mengalihkan perhatian warga Indonesia dari perang di Ukraina, melemahkan citra Barat, dan (lagi-lagi) menempatkan Rusia sebagai teman bagi umat Muslim.
Dalam artikel oleh Pusat Media Krisis Ukraina, mahasiswa PhD di Ludwig-Maximilians-Universität München, Rizqy Amelia Zein, dan PhD bidang Filsafat, Volodymyr Solovian, mengungkap praktik kotor itu. Volodymyr yang juga Kepala Kelompok Analisis Perang Hibrida itu menyebutkan setidaknya ada lima narasi propaganda yang muncul di YouTube:
- Rusia berada di pihak Palestina. Video-video yang menyebarkan narasi ini menggambarkan Rusia sebagai pendukung Palestina dan sering menggambarkan Putin sebagai pahlawan yang melindungi warga sipil di Gaza.
- Putin pantas dipuji atas dukungannya terhadap Palestina. Video yang muncul biasanya melebih-lebihkan komitmen Rusia terhadap Palestina, sering kali menggunakan bahasa dan citra yang sensasional.
- Rusia memberikan dukungan militer kepada Hamas, Iran, Hizbullah, dan Houthi. Video-video ini sering kali membuat klaim yang tidak ada faktanya, seperti bantuan militer Rusia, seperti pengiriman rudal dan jet tempur.
- Pihak Barat dan Ukraina harus disalahkan atas insiden Makhachkala. Video-video ini menyebarkan tuduhan Putin bahwa Barat dan Ukraina memicu kekerasan anti-Semit di bandara Makhachkala.
- Kebijakan luar negeri Rusia berpihak pada Palestina. Video-video ini menyoroti tindakan Rusia di PBB, seperti memveto resolusi pro-Israel dan mendukung keanggotaan penuh PBB untuk Palestina.
Berbagai narasi semacam ini banyak disebarkan melalui berbagai kanal, termasuk media arus utama seperti Tribun Network dan Kompas.com, serta kreator konten individu. Namun, informasinya menyesatkan atau mengambil fakta di luar konteks. Misalnya, ketika ada satu video mengklaim bahwa Rusia mengirim pasukan ke perbatasan Gaza, tapi tidak ada bukti sama sekali.
Ada pula video lain mengartikan Putin yang menyinggung “tugas suci Rusia” untuk membantu warga Palestina. Padahal yang sebenarnya ia maksud adalah mengevakuasi warga Rusia dari Gaza.
Sementara itu, tindakan atau langkah yang dilakukan pemerintah Rusia justru kerap bertentangan dengan retorika pro-Palestina itu. Misalnya, Rusia terus mempertahankan hubungan ekonomi yang kuat dengan Israel dan tidak ikut serta dalam sanksi terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina.
Bahkan sebelum serangan Israel ke Gaza tahun 2023 itu, bantuan Rusia ke Palestina sangat minim dan tidak sebanding dengan dukungan negara-negara Barat. Bantuan Rusia sebesar 480 ton kargo ke Gaza, masih kalah jauh dengan Turki yang mengirimkan 52.000 ton bantuan atau Uni Eropa yang telah mengorganisir lebih dari 1.800 ton bantuan kepada warga Palestina melalui Mesir.
Bagaimana pengalaman Anda mengenai narasi berupa propaganda halus ala Rusia ini?
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab
Cek Fakta Pilihan
Benarkah Vaksin Cacar Monyet Sebagai Vaksin Eksperimental dan Dikaitkan sebagai Penyakit LGBT?
Sebuah infografis tentang tiga calon vaksin cacar monyet RI dibagikan di Facebook pada 16 Agustus 2024. Pengunggah konten tersebut mengklaim bahwa vaksin-vaksin tersebut tergolong vaksin eksperimental untuk kasus mpox. Dia juga menyebut cacar monyet sebagai penyakit LGBT.
| Hasil Pemeriksaan Fakta
Hasil verifikasi Tempo, infografis tersebut dipublikasikan oleh situs berita Sindonews.com pada 8 September 2022 dengan judul “Ini 3 Calon Vaksin Cacar Monyet yang Sudah Dipesan Indonesia”. Ketiga vaksin tersebut yakni Imvamune, LC16M8, dan ACAM2000. Dalam artikel tidak pernah disebutkan bahwa ketiga vaksin tersebut adalah vaksin eksperimental.
Waktunya Trivia!
Benarkah Tautan Pendaftaran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan Gratis Secara Online?
Sebuah akun di Facebook [arsip] mengunggah poster pemberitahuan pendaftaran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan gratis secara online. Dalam poster itu disebutkan bahwa pemerintah menyelenggarakan program Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS yang diberikan gratis pada masyarakat dengan kriteria tertentu. Pengunggah konten memberikan tautan bagi yang ingin mendaftar BPJS gratis di tautan: https://pendaftaranbpjsgratis.majsd.store/.
Ada Apa Pekan Ini?
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki beragam isu. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Benarkah Menkes Budi Gunadi Membahas Lockdown Terkait 'Great Reset'?
- Benarkah Simbol Mata pada Uang 1 Dolar AS Terkait dengan Illuminati?
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.
Ikuti kami di media sosial: