Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PDIP Ajukan Bukti Cawe-cawe Polisi di Pilkada 2024 ke Mahkamah Konstitusi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP mengajukan sejumlah bukti dugaan keterlibatan polisi dalam pemilihan kepala daerah. PDIP menduga kuat ada cawe-cawe "partai cokelat" alias polisi yang membuat sejumlah pasangan calon yang diusung di beberapa daerah kalah.
"Partai cokelat" merupakan istilah yang merujuk pada oknum polisi, berdasarkan warna baju dinas kepolisian yang berwarna cokelat, yang bergerak demi memenangkan kandidat tertentu dalam pilkada 2024. "Partai cokelat" atau polisi ditengarai memobilisasi kepala desa demi memenangkan pasangan calon tertentu. Jika "mbalelo", para kepala desa diultimatum oleh polisi dengan panggilan pemeriksaan dan ancaman kasus.
PDIP menyebutkan dugaan kecurangan yang melibatkan polisi tersebut berlangsung secara terstruktur, sistematis, dan masif. Akankah bukti-bukti yang diajukan PDIP ke Mahkamah Konstitusi bakal dikabulkan? Baca selengkapnya di sini
Ekbis
Risiko Oligopoli di Industri Seluler
Bergabungnya XL dengan Smartfren menyisakan tiga pemain jaringan seluler.
Bergabungnya XL dengan Smartfren menyisakan tiga pemain jaringan seluler. Ada risiko oligopoli yang membayangi. Selengkapnya baca di sini
Hukum
Menguji Dugaan Bayi Tertukar di Rumah Sakit
Sepasang suami-istri menduga bayi mereka tertukar di rumah sakit.
Sepasang suami-istri menduga bayi mereka tertukar di rumah sakit. Jasad bayi tertukar itu memiliki ciri-ciri berbeda. Simak selengkapnya di sini
Editorial
Nasib Buruk Penuntasan Perkara HAM
Kasus Munir dan 12 pelanggaran HAM berat lain masih belum juga menemukan titik terang. Tak ada harapan baru di era Prabowo. Baca artikel lengkap di sini